Pemerintah Kabupaten Bantul kini tengah menggenjot pembangunan sejumlah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) dan satu Intermediate Treatment Facility (ITF) demi merampungkan masalah sampah. Salah satu TPST yang dikejar pembangunannya adalah TPST Modalan, Banguntapan.
“Progress pembangunan TPST Modalan ini sudah mencapai 80%. Harapannya, bulan September nanti sudah siap digunakan. Untuk sampah yang diolah ada sampah organik dan non organik. Satu harinya, 50 ton sampah akan diolah di sini,” beber Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat meninjau pembangunan TPST Modalan, Selasa (2/7/2024).
TPST Modalan diproyeksikan sanggup mengolah sampah dari 27.000 KK atau rumah tangga yang ada di Kapanewon Banguntapan. Sebagai wilayah sub urban di Kabupaten Bantul, Banguntapan jadi salah satu wilayah penyumbang sampah terbesar di Kabupaten Bantul. Faktor besarnya volume sampah yang dihasilkan Banguntapan karena memang penduduk Banguntapan juga yang terbanyak di Kabupaten Bantul dengan rata-rata pendapatan atau kesejahteraan warga yang juga lebih tinggi dibanding wilayah lain.
“Banguntapan ini wilayah sub urban. Penduduknya banyak. Jadi tentu volume sampahnya juga banyak. Di wilayah sub urban lain, kami juga bangun TPST, yaitu TPST Dingkikan. Rencananya, akan ada beberapa TPST lain yang dibangun. Calon lokasinya ada. Tapi belum definitif,” imbuh Halim.
Penambahan pembangunan TPST, seperti yang dikatakan Halim, sebagai antisipasi karena di tahun-tahun mendatang, diperkirakan volume sampah akan terus bertambah. Terlebih, Bantul adalah daerah hilir yang menampung sampah dari kabupaten lain.
Pemerintah Kabupaten Bantul memilih untuk membangun TPST dan ITF karena sampah yang masuk akan diolah ulang, seperti dijadikan pupuk organik atau disalurkan ke industri recycle. Dengan demikian, sampah tidak hanya dibuang begitu saja. Pembangunan ini juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dari warga lokal. (Els)