Menyemarakkan Hari Krida Pertanian yang jatuh pada 21 Juni, sejumlah kegiatan digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Bantul. Mulai dari kontes hewan ternak, gerakan pangan murah, ASPARTAN (Asosiasi Pasar Tani), lomba petugas, penyuluh dan kelompok tani hingga festival gerobak sapi.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengajak seluruh civitas pertanian di Kabupaten Bantul untuk terus berinovasi dan menerapkan teknologi baru untuk mengembangkan sektor pertanian agar lebih efektif dan efisien. Hal ini disampaikan Bupati saat menghadiri acara Bantul Agro Expo peringati Hari Krida Pertanian yang digelar di Pasar Hewan, Karangtalun, Imogiri pada Kamis (11/7/2024).
"Yang tidak kalah pentingnya dihari Krida Pertanian ini kita mengingatkan kembali kepada seluruh civitas pertanian kita mulai dari dinas sampai petani untuk terus berinovasi dan menerapkan teknologi baru. Maka di Bantul ini kita bikin banyak demplot, uji coba tanaman cabai of season di luar musim, uji coba lobster di daratan, uji coba budidaya bandeng dan sebentar lagi uji coba garam. Nah ini adalah cara kita menemukan jalan baru yang lebih efektif dan efisien untuk pengembangan pertanian," tutur Bupati.
Dikatakan oleh Bupati, berbagai upaya dalam rangka mendorong perkembangan disektor pertanian telah dilakukan oleh Pemkab Bantul. Beberapa inovasi dinilai signifikan meningkatkan hasil produksi pertanian. Seperti sistem pertanian holtikultura bawang merah dan cabai di lahan pasir yang menghasilkan 10 ton hingga 15 ton per hektare.
"Alhamdulillah uji coba itu setelah diterapkan hasilnya signifikan, contohnya pertanian lahan pasir holtikultura bawang merah dan cabai itu berhasil. Bahkan produktivitasnya minimal 10 ton hingga 15 ton per hektare," imbuhnya.
Menyadari sempitnya lahan pertanian di Kabupaten Bantul yang luasnya hanya 14 ribu hektare, maka dilakukan intensifikasi pertanian. Menurut Bupati, hal ini merupakan cara yang tepat sebab ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian tidak memungkinkan untuk dilakukan. Orang nomor satu di Kabupaten Bantul ini menyebut berbagai upaya telah dilakukan oleh Pemkab untuk menjaga harga pasar dari sisi produksi. Dengan memberikan fasilitasi pengembangan SDM, insentif PBB hingga 70%, pemberian subsidi pupuk, benih dan obat-obatan serta bantuan alat mesin pertanian untuk meningkatkan hasil produktivitas pertanian.
"Kalau ekstensifikasi atau perluasan lahan pertanian jelas tidak mungkin mengingat luas wilayah Bantul. Intensifikasi pertanian harus terus kita lakukan dengan penemuan-penemuan teknik baru. Pemerintah ini hanya bisa mengintervensi di hulunya. Jadi disisi produksinya dengan cara fasilitasi dan pengembangan SDM, kedua insentif pembebasan PBB sampai 70% jadi hanya perlu bayar PBB 30%, ketiga subsidi pupuk, benih, obat-obatan, yang ke empat bantuan alsintan," tandas Bupati. (Fza)