Madrid Dwi Sanjaya (20), atlet badminton asal Tamanan, Banguntapan, mengaku tak sabar terbang ke Aceh untuk mengikuti Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI. Ia tidak menyangka olahraga yang ditekuninya sejak usia lima tahun atau saat ia masih berada di bangku taman kanak-kanak ini dapat membawanya hingga ke kompetisi bergengsi tingkat nasional.
“Dulu itu saya mbeling. Sama simbah akhirnya diminta coba masuk klub dan main badminton. Awalnya iseng. Lama-lama kok saya suka dan akhirnya menikmati. Ikut lomba ke mana-mana. Lulus SD, langsung ke Jakarta dan digembleng di sana,” cerita Madrid di sela-sela pelepasan atlet, pelatih, dan official Kabupaten Bantul yang akan bertanding dalam PON XXI di Gandung Pardiman Centre, Sabtu (31/8/2024).
Dalam PON XII yang bakal dilaksanakan di Aceh dan Sumatera Utara pada 8 - 20 September 2024, Madrid akan bertarung setidaknya pada dua partai, yakni ganda putra dan ganda campuran. Persiapan yang dilakukan pun tidak main-main. Apalagi ia juga memiliki sepak terjang dalam Porda dan Pra PON sebelumnya akhirnya lolos menjadi salah satu perwakilan dari Kabupaten Bantul.
“Ini adalah PON perdana saya. Pokoknya saya sangat siap dan sejujurnya sangat menanti-nantikan untuk berangkat ke PON. Karena ya memang ini yang ditunggu,” imbuh Madrid.
Tidak hanya Madrid. Naura Jinan Syarifah (16) dan Nurma Anjani (20) memiliki semangat serupa. Dua atlet yang sama-sama berdomisili di Kapanewon Sewon ini bertekad membawa pulang medali pada cabang olahraga panjat tebing.
“Sudah sepuluh tahun saya bermain panjat tebing. Ini juga PON perdana saya. Untuk persiapannya lebih ke mental. Karena kalau mental kita jelek, nanti tidak bisa perform yang baik saat bertanding,” papar Anjani.
Perkara mental saat bertanding juga dibahas oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih. Menurutnya, seorang atlet tidak boleh hanya mengandalkan pada keterampilan dan kekuatan fisik saja. Kesiapan mental, seperti yang senantiasa ia tekankan pada atlet-atlet Bantul di sejumlah kesempatan, adalah modal besar dalam memenangkan pertandingan.
“Misalnya saat bertanding, lalu skor tertinggal dengan lawan, jangan cepat-cepat down atau menyerah. Makanya mental itu penting di samping fisik dan keterampilan yang harus diasah. Sekali lagi, selamat dan semangat bertanding dalam PON XXI,” pesan Halim.
Madrid, Naura, dan Anjani, adalah tiga dari 118 atlet yang dikirim Kabupaten Bantul dalam ajang PON XXI. Sebagaimana yang dilaporkan Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Bantul, Gandung Pardiman, ada 154 personel dari Bantul yang berangkat. Jumlah tersebut terdiri dari 118 atlet, 27 pelatih, 8 official, dan satu pendamping. Untuk PON tahun ini, atlet-atlet Bantul terjun dalam 31 cabang olahraga.
Sementara itu, Ketua KONI DIY, Djoko Pekik Irianto, menyebut telah menyiapkan bonus bagi atlet-atlet yang berhasil merebut medali. Untuk peraih medali emas, bonus yang disiapkan untuk atlet adalah Rp 250 juta. Sedangkan untuk pelatih, bonus yang diberikan sebanyak Rp 100 juta. Lalu atlet peraih medali perak akan mendapatkan bonus Rp 125 juta dan untuk pelatih akan diberikan bonus Rp 30 juta.
“Total atlet yang berangkat dalam kontingen DIY itu 441. Ini kontingen terbanyak sepanjang sejarah. Semoga semua dapat bertanding dengan baik dan maksimal. Seperti yang disampaikan Ngarsa Dalem. Orang Jogja itu terkenal nrima. Tapi kalau konteksnya bertanding olahraga ya jangan sampai begitu. Harus mau fight,” pungkasnya. (Els)