Festival Jathilan Kabupaten Bantul 2024 Digelar Dua Hari

Siang itu, pada Sabtu (21/9/2024), nampak kerumunan berkumpul di tengah-tengah Lapangan Kedungbule, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan. Sejumlah orangtua bahkan ada yang memanggul anak-anak mereka di bahu. Air muka mereka terlihat sumringah dan antusias kendati terik matahari cukup menyengat. Yang tengah mereka saksikan adalah Festival Jathilan Kabupaten Bantul tahun 2024.

Sama seperti tahun lalu, ada 17 perwakilan dari setiap kapanewon yang berpartisipasi dalam Festival Jathilan tahun ini. Digelar selama dua hari, masyarakat dapat menyaksikan langsung penampilan setiap kontingen yang unjuk gigi secara bergantian dengan durasi lima menit.

Untuk penampil pertama adalah Kapanewon Banguntapan yang mengisi panggung utama dengan kostum yang rancak. Saat musik pengiring ditabuh, para penari langsung menyesuaikan dengan gerak tubuh dan ritme yang apik. Berikutnya, dari Kapanewon Jetis juga tak kalah menarik atensi. Penari mereka mengenakan sorban putih selayaknya kostum para wali sembari menggerakkan kuda lumping yang dibawa sebagai atribut menari. 

Hingga penampil terakhir, semuanya berusaha menyuguhkan penampilan paripurna. Seluruh penampilan jathilan ini dinilai oleh tiga dewan juri yang nantinya akan menentukan penyaji terbauk. Dewan juri yang menilai tahun ini adalah Prof. Dr. Kuswarsantyo, M.Hum.; Dr. Sumaryono, M.A.; dan Drs. Y. Subawa, M.Sn. Kriteria penilaian berupa unity atau kesatuan utuh dalam penyajian, harmoni, atraktif, dan kreativitas.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan (Kunda Kabudayan) Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana, menyebut gelaran yang bekerjasama dengan Forum Komunitas Jathilan Bantul (FKJB), kegiatan ini didukung oleh dana keistimewaan. Salah satu tujuan penyelenggaraan Festival Jathilan adalah pelestarian budaya dan memastikan generasi muda memiliki kecintaan pada kesenian tradisional seperti jathilan. Sebab, dengan tumbuhnya rasa cinta dan memiliki, akan lebih mudah untuk merawat dan melestarikan kesenian jathilan.

“Jathilan ini warisan budaya yang sarat akan makna. Banyak nilai-nilai kearifan lokal yang harus dijaga dan dipertahankan. Kami harap kegiatan ini mampu membangkitkan minat generasi muda terhadap kesenian tradisional,” ujar Yanatun. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :