Pameran Seni Rupa bertajuk Surat Menyirat : Secarik Pesan dari Anak-Cucu Bangsa berlangsung pada 24 hingga 28 Oktober 2024 di Ruang Dalam Art Space. Pameran yang diinisiasi oleh Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul dan bekerja sama dengan Asmaralaya Art Production ini mencoba mereimajinasi gambaran atas peringatan dan momentum sumpah pemuda. Sebanyak 16 seniman yang berasal dari Bumi Projotamansari ambil bagian dalam pameran ini.
Prima Abadi Sulistyo selaku kurator pameran menuturkan, pameran ini melibatkan seniman dengan rentang generasi beragam, mulai dari generasi boomer, generasi X, generasi Y/Millenial, generasi Z, hingga generasi Alpha/Post Millenial.
“Menarik bagaimana cara pandang antar generasi melihat bagaimana semangat, energi dalam peringatan Sumpah Pemuda dihadirkan dan diilhami secara napas dan batin. Apakah benar masih relevankah? Sebuah pertanyaan kritis yang bisa dikaji dalam berbagai sudut pandang pemikiran dan perenungan seniman yang dituangkan dalam karyanya,” beber Prima saat pembukaan pameran, Kamis (24/10/2024).
Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana, menyebut, pameran ini tak hanya bertujuan untuk mengenalkan sejarah Sumpah Pemuda kepada masyarakat dalam bentuk karya seni, namun juga sebagai media edukasi sejarah serta mengenalkan seni sebagai bagian dari budaya.
“Dalam era teknologi digital, sejarah tetap perlu dilestarikan dalam berbagai bentuk. Refleksi Sumpah Pemuda dituangkan dalam berbagai karya seni oleh seniman-seniman lintas generasi. Seni Rupa dapat menjadi media pengembangan dan eksplorasi sejarah. Pameran ini juga sebagai media edukasi dan berbagi pengetahuan tentang sejarah juga seni rupa kepada para pengunjung,” terang Yanatun.
Turut hadir, Plt Assisten Administrasi Umum, Yulius Suharta, yang mewakili Bupati Bantul. Ia menyebut pameran ini memiliki makna mendalam bagi perkembangan seni di Kabupaten Bantul. “Melalui pameran seni rupa ini semakin menguatkan posisi Kabupaten Bantul sebagai gudangnya seniman-seniman yang bertalenta dengan karya-karya monumenta,” tutur Yulius.
Tak hanya pameran seni rupa, rangkaian acara ini juga diisi dengan berbagai kegiatan seperti Workshop Berkain, Workshop Penulisan dan Pembacaan Puisi Sejarah, Lomba Menggambar, Bincang Sejarah Sumpah Pemuda hingga penampilan pentas seni. (Fza)