Sebagaimana yang telah dilaksanakan tahun-tahun sebelumnya, Kabupaten Bantul kembali memberikan penghargaan kepada seniman/budayawan, pelestari adat, pelestari cagar budaya. Usai dilakukan seleksi oleh tim penilai, muncul nama-nama baru yang berhak menerima penghargaan.
“Tim penilai adalah ahli yang menilai secara adil dan profesional. Ada standar yang ditetapkan. Harapannya, penghargaan ini menjadi motivasi bagi masyarakat Bantul untuk tetap melestarikan kesenian dan budaya yang dimiliki, sekaligus bentuk apresiasi atas upaya pelestarian yang telah dilakukan,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan) Kabupaten Bantul, Yanatun Yunadiana, dalam seremoni penganugerahan penghargaan seniman, pelestari adat, dan cagar budaya, Selasa (17/12/2024).
Tahun ini, ada lima nama untuk masing-masing kategori yang mendapat penghargaan. Untuk kategori seniman, penerima pertama adalah Gunijar yang merupakan pengrajin kriya kayu. Kedua, ada Giyanta, seorang pengrajin dan penglaras gamelan. Ketiga, Ana Ratri seorang sastrawan. Kemudian, berikutnya adalah Suharto dan Semidi Martha yang masing-masing merupakan wiraswara dan budayawan.
Untuk kategori pelestari cagar budaya, yang pertama mendapat penghargaan Rumah Tradisional eks Kalurahan Ngoto yang dirawat oleh Priyo Nugroho. Beirkutnya, secara berturut-turut, cagar budaya yag mendapat penghargaan adalah SMP Kanisius Bambanglipuro, TK ABA Mojosari yang merupakan eks Kantor Sinde Tebu Mojosari, Pintu Penahan Air di Padukuhan Nangsri; Srihardono, dan Arca Laksmi di Padukuhan Pinggir; Sidomulyo.
Sementara itu, adat atau tradisi yang menerima penghargaan adalah Labuhan Bekti Jalanidhi di Srigading; Sanden, Dolanan Anak Jamblang Genthong di Karangtengah; Imogiri, Paguyuban Sekar Nitik di Trimulyo; Jetis, Paguyuban Pamor Sumunar di Girirejo; Imogiri, dan Sholawatan Emprak Ngudi Lestari di Selopamioro; Imogiri.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bantul, Hermawan Setiaji, mengucap apresiasi atas terselenggaranya kegiatan ini. Ia juga menambahkan bahwa penghargaan ini juga bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Bantul dalam melestarikan seni dan budaya, sehingga anak cucu kelak mendapat warisan yang adiluhung.
“Seni dan budaya di Bantul ini banyak sekali. Kalau bukan kita yang melestarikan, siapa lagi? Kalau tidak dilestarikan, seni dan budaya ini tidak bisa kita wariskan ke generasi berikutnya. Kita harus bangga sebagai warga Bantul karena kekayaan seni dan budaya yang dimiliki,” ujarnya. (Els)