Satu Jam Tanpa Gawai, Gerakan Baru untuk Ramadan Lebih Bermakna bagi Anak

Dalam rangka menyambut dan menciptakan lingkungan yang lebih ramah bagi anak-anak selama bulan suci Ramadan, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kementerian PPPA) bersama Kementerian/Lembaga terkait dan sejumlah Organisasi Perempuan Keagamaan menginisiasi Gerakan Ramadan Ramah Anak, Rabu (05/03/2025). Acara yang berlangsung secara hybrid ini mengusung tema besar Gerakan Satu Jam Berkualitas Keluarga Tanpa Gawai, “Ramadan Ramah Anak, Ramadhan Ceria, Anak Bahagia”.

Deklarasi ini juga mendapatkan dukungan penuh dari tujuh Kementerian/Lembaga secara bersama-sama, yaitu Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, dan Kantor Staf Presiden tentunya dalam mendorong masyarakat dan keluarga untuk meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan. agar terwujud kedekatan dan kelekatan antara orangtua dan anak.

Dalam sambutannya, Menteri PPPA, Arifah Fauzi menyampaikan bahwa tujuan dari deklarasi ini adalah untuk mendorong masyarakat dan keluarga dalam memanfaatkan waktu selama Ramadan dengan meningkatkan kualitas pemenuhan hak anak atas pengasuhan melalui berbagai program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh Kementerian/Lembaga serta Organisasi Perempuan Keagamaan. Melalui gerakan ini ia mengajak masyarakat, khususnya orang tua dan keluarga untuk mengoptimalkan ibadah di bulan Ramadan dengan meningkatkan kualitas pengasuhan di rumah. 

“Mari kita tinggalkan minimal satu jam untuk memaksimalkan interaksi kita dengan anak-anak melalui ibadah bersama keluarga di bulan Ramadan, seperti salat berjamaah, tadarus bersama, dongeng tentang kisah-kisah Rasulullah, dan mendengarkan anak-anak bercerita tentang hal-hal baik yang mereka lakukan hari itu,” ujar Arifah.

Arifah juga menekankan pentingnya orang tua untuk mendengarkan dan menghargai pendapat anak, memperbanyak diskusi dengan anak. Menjalin komunikasi dua arah yang harmonis antara orang tua dan anak akan meningkatkan kelekatan orang tua dan anak serta menciptakan kehangatan dalam keluarga. Hal ini tidak saja akan menjadi kenangan indah bagi anak-anak, tetapi juga sangat berkontribusi pada kesehatan jiwa anak-anak dan meningkatkan resiliensi pada anak. Ia berharap gerakan ini tak hanya berlangsung selama Ramadan, tetapi juga seterusnya.

Dalam deklarasi ini, Kementerian PPPA mengimbau seluruh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah, organisasi Keagamaan, Dunia Usaha, Media Massa, dan Masyarakat untuk mendukung dan mengimplementasikan Gerakan Ramadan Ramah Anak yang salah satu caranya dengan membangun karakter anak melalui internalisasi nilai-nilai agama dan moral serta implementasi “Gerakan Tujuh Kebiasaan Anak Indonesia Hebat” yang meliputi bangun pagi, beribadah, berolahraga, makan sehat dan bergizi, gemar belajar, bermasyarakat, dan tidur cepat.

Dengan adanya deklarasi ini, pemerintah berharap masyarakat dapat semakin sadar akan pentingnya interaksi keluarga yang berkualitas serta memberikan pengalaman Ramadan yang lebih bermakna bagi anak-anak. Gerakan Ramadan Ramah Anak ini diharapkan menjadi langkah awal dalam membangun generasi yang lebih sehat secara emosional dan sosial. (Ans)

Berbagi:

Pos Terbaru :