140 Alsintan Dibagikan Selama Paro Waktu 2025, Berdampak Signifikan pada Produksi Hasil Pertanian

Selama kurun waktu Januari - Juni 2025, 140 unit alsintan (alat dan mesin pertanian) telah dibagikan kepada sejumlah kelompok tani di Kabupaten Bantul. Bentuk alsintan yang diberikan antara lain traktor roda dua, traktor roda empat, combine harvester, rice planter, pompa air, hand sprayer, dan lain sebagainya. 

Bantuan alsintan kepada kelompok tani ini nyatanya berdampak pada peningkatan hasil produksi pertanian di Kabupaten Bantul. Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, di sela-sela rapat koordinasi (rakor)sektor pertanian semester 1 tahun 2025 di Aula Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Kamis (3/7/2025).

“Dengan adanya bantuan alsintan, nyatanya terjadi peningkatan produktivitas. Terjadi akselerasi, ya. Misalnya saja, tahun 2024 produksi gabah kering giling kita sekitar 194.000 ton. Di tahun ini, baru setengah tahun saja produksi padi kita sudah 113,9 ribu ton. Jadi di tahun 2025 ini kami berani memproyeksikan capaian gabah kering giling menjadi 250.000 ton,” ujar Halim.

Dalam rakor yang juga mempertemukan kelompok tani dan kelompok wanita tani se Kabupaten Bantul ini, Bupati juga berkomitmen untuk menyempurnakan kekurangan-kekurangan di sektor pertanian. Penyempurnaan ini dilakukan untuk mempercepat cita-cita swasembada pangan. Salah satu upaya yang dilakukan dengan mekanisasi dan elektrifikasi.

Kedua upaya tersebut nyatanya dapat membuat aktivitas lebih efisien. Lihat saja penggunaan combine harvester. Mesin pertanian satu ini dirancang untuk melakukan beberapa tugas sekaligus seperti memotong tanaman, merontokkan biji dari tangkai, membersihkan biji dari sisa-sisa tanaman, hingga mengumpulkan hasil panen ke dalam satu wadah. Penggunaan alsintan, seperti yang ditambahkan Bupati, juga dapat menekan biaya produksi.

“Mekanisasi dan elektrifikasi menghasilkan kinerja positif. Biaya produksi bisa ditekan, sehingga keuntungan makin meningkat,” imbuh Halim.

Soal penekanan biaya produksi, Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo, mencontohkan elektrifikasi di lahan tembakau dapat meringankan beban petani. Biasanya, pompa yang mereka gunakan menggunakan diesel. Dengan elektrifikasi atau mengganti diesel dengan listrik, tentu biaya produksi lebih terjangkau.

“Petani tembakau di perbukitan kalau musim kemarau pakai pompa diesel. Ini pelan-pelan kita ganti listrik. Di triwulan tiga ini kami alokasikan 101 titik di wilayah-wilayah tembakau seperti Dlingo, Imogiri, Pleret,” ungkap Joko. 

Salah satu perwakilan kelompok tani, Samsul Malik, mengucapkan terima kasih atas bantuan alsintan yang diberikan. Ia bersama kelompok tani Giri Wiji selama ini menggarap lahan tidur untuk ditanami tembakau dengan berbagai kendala yang ada. Dengan adanya bantuan, ia berharap kesejahteraan petani bisa meningkat. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :