Pemerintah Kabupaten Bantul melalui Bagian Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul meneruskan rangkaian kegiatan Peningkatan Kesejahteraan Anak Yatim, Piatu, dan Yatim Piatu Kabupaten Bantul Tahun 2025 pada Kamis (9/7/2025). Kali ini kegiatan peningkatan kesejahteraan dilaksanakan di Balai Kalurahan Seloharjo dan menyasar 129 anak-anak di Kapanewon Pundong.
Berdasarkan laporan Kabag Kesejahteraan Rakyat Setda Bantul, Pambudi Arifin Rakhman, rincian dari 129 anak tersebut adalah 38 anak beralamat di Kalurahan Panjangrejo, 56 anak dari Kalurahan Seloharjo, dan 35 anak dari Kalurahan Srihardono.
Kamituwo Seloharjo, Sudarminto, mewakili Lurah Seloharjo memberikan apresiasi terhadap Pemkab Bantul yang terus menjalankan program peningkatan kesejahteraan ini setiap tahun. Melalui program ini Sudarminto berharap anak-anak termotivasi untuk terus menuntut ilmu dan berbakti kepada orang tua yang masih ada, sehingga tumbuh menjadi anak berkarakter.
“Mudah-mudahan nanti ke depan anak-anak kita menjadi harapan bangsa yang akan bisa meneruskan estafet kepemimpinan,” ujar Sudarminto.
Tak ketinggalan pada kesempatan ini Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, juga menyampaikan sambutan penuh semangat. Ia mengingatkan bahwa banyak tokoh besar yang lahir dari latar belakang kehidupan yang penuh ujian, salah satunya menjadi yatim sejak kecil. Oleh karena itu anak-anak diminta untuk terus belajar, mengaji, dan membangun kedekatan dengan keluarga dan lingkungan. Sebab menurut Halim, kunci keberkahan hidup adalah patuh kepada orang tua dan guru.
Di samping itu, Halim juga menekankan agar anak-anak memiliki disiplin dalam penggunaan waktu. Terutama bagi anak usia SMP dan SMA, berpesan agar tidak mengikuti pergaulan negatif.
“Jangan ikut rombongan yang tidak jelas. Jangan keluyuran, tawuran, mabuk-mabukan. Karena apa? Karena kalian ini adalah generasi masa depan bangsa. Indonesia ke depan masih membutuhkan kalian,” pesan Halim.
Masyarakat yang menjadi sasaran program ini mengaku gembira dengan perhatian Pemkab Bantul, salah satunya adalah Yuliana. Yuliana adalah single parent dari Panjangrejo dengan dua putra. Sehari-hari ia mencari nafkah dengan merajut dan dibayarkan upah jasa. Ia beberapa kali mengucapkan terima kasih atas santunan yang diberikan. Ia juga berharap santunan ini bisa membantu anak-anak, meningkatkan kesejahteraan, dan meringankan beban sebagai single parent.
“Semoga ke depannya ada program-program lain lagi yang lebih bisa membantu anak-anak,” harapnya.
Seperti halnya Yuliana, Fahri dari Srihardono juga mengaku gembira atas santunan yang ia peroleh. Fahri adalah anak piatu. Siswa yang naik ke kelas VIII ini mengatakan bahwa uang pembinaan yang ia peroleh akan digunakan untuk membayar kebutuhan sekolah. (Jhn)