Bermula dari cita-cita ingin memakmurkan masjid dan sekitarnya, pengurus Masjid Al-Kautsar yang terletak di Bintaran Kulon, Srimulyo, Piyungan, menginisiasi sejumlah kegiatan wirausaha. Hingga lahirlah produk minuman herbal bernama Rempah Sangaji.
“Kami ingin masjid tidak tangan di bawah, tidak bergantung pada infak. Yang ada, kami ingin masjid itu ya memberi,” ujar marketing Rempah Sangaji, Iki Tabah.
Ia bercerita, Masjid Al-Kautsar selama ini memiliki program kewirausahaan bagi jamaah. Mayoritas peserta jamaah laki-laki. Lalu bagi bapak-bapak yang belum bisa berbisnis, diajak untuk memproduksi minuman tradisional. Kebetulan, ada salah satu jamaah yang telah lama berkecimpung di dunia jamu, sehingga diminta bantuan untuk memformulasikan jamu sekaligus melatih bapak-bapak mengolah rempah.
“Jamu sejatinya warisan budaya yang luar biasa. Cuma memang problemnya anak muda sekarang ini tidak begitu akrab dengan jamu. Mungkin karena jamu tidak populer. Mungkin karena rasanya,” ujar Iki.
Problem ini yang lantas menjadikan Rempah Sangaji untuk memproduksi jamu atau minuman tradisional dengan formula anyar. Rasa yang digemari, tapi tetap berkhasiat.
Rempah Sangaji pertama kali berproduksi pada April 2025. Mulanya, Rempah Sangaji hanya memproduksi jahe rempah premium. Kini, usai lima bulan beroperasi, Rempah Sangaji telah menghasilkan tujuh produk minuman herbal atau jamu. Produk tersebut adalah jahe premium gula tebu, jahe premium gula aren, kunir asem, beras kencur, wedang bajigur, kopi rempah, dan minuman herbal khusus wanita.
Produksi yang dilakukan Rempah Sangaji masih berbasis rumahan. Biasanya, mereka memproduksi satu kali sepekan dengan tenaga empat sampai lima orang. Sekali produksi, Rempah Sangaji menggunakan 100 kilogram bahan rempah seperti jahe, kunyit, kencur, serai, kapulaga, jintan hitam, cengkeh, kayu manis, dan lain sebagainya.
Untuk pemasaran, Rempah Sangaji menggandeng takmir-takmir masjid di Piyungan dan sekitarnya. Selain jaringan masjid, distributor dan reseller Rempah Sangaji sudah merambah ke beberapa luar kota seperti Lampung.
Terkahir, Iki Tabah menyampaikan, karena sejak awal salah satu tujuan Rempah Sangaji adalah untuk kemakmuran masjid, 30% keuntungan Rempah Sangaji langsung masuk kas Masjid Al-Kautsar. Laporan keuangan secara tertib dilaporkan per bulan. Hal ini untuk menjaga kepercayaan jamaah yang mendukung berjalannya Rempah Sangaji. (Els)