13 Tahun Dimas Diajeng Bantul: Bukan Sekadar Kontes, Tapi Wadah Dedikasi dan Identitas Daerah

Malam penobatan Dimas Diajeng Bantul 2025 dihelat dengan amat meriah pada Kamis (11/9/2025) malam, di Pendopo Parasamya kantor Bupati Bantul. Suasana penuh semangat semakin terasa dengan sorak sorai penonton yang hadir untuk mendukung finalis jagoannya. Ribuan pasang mata juga turut menyaksikan melalui kanal youtube resmi Pemerintah Kabupaten Bantul di Bantul TV. Penampilan tari kolosal berjudul Guyubing Projotamansari oleh ke-30 finalis Dimas Diajeng Bantul 2025 yang disutradarai oleh Diajeng Berbakat 2023, Mega Trista Galuh menjadi pembuka acara. 

Setelah melalui berbagai proses seleksi ketat dan pembekalan, Dimas Zico dari Kapanewon Banguntapan dan Diajeng Fina dari Kapanewon Sewon berhasil menyabet gelar Dimas Diajeng Terpilih Bantul 2025. Keduanya berhasil meraih kepercayaan dewan juri sebagai representasi terbaik generasi muda Bantul.

Tak main-main, Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta dan Ketua TP PKK Kabupaten Bantul, Emi Masruroh Halim menjadi juri pada malam penobatan ini. Bersama dengan kelima juri lainnya yang berasal dari akademisi, pakar pariwisata, pegiat seni, pelaku budaya, pengusaha sektor wisata hingga pejabat pemerintah. 

Ajang ini bukan sekadar unjuk bakat dan penampilan, tetapi juga menjadi panggung pembuktian dedikasi dan kepedulian generasi muda terhadap kemajuan daerah. Hal ini disampaikan dengan tegas oleh Ketua Ikatan Duta Wisata Bantul (IDWB), Dimas Arifin, dalam sambutannya. 

"Jika menelisik ke belakang, di tempat ini juga di pendopo Parasamya pada tahun 2008, atau 13 tahun lalu lahirnya sebuah perhelatan dengan nama Putra Putri Bantul. Masih sederhana kala itu, namun penuh semangat pemuda-pemudi Bantul kala itu ingin menunjukkan bahwa mereka tidak hanya memiliki penampilan yang baik tapi juga jiwa yang peduli pada daerahnya. Sejak 2008 hingga tahun ini 2025, perjalanan kita telah melahirkan 13 angkatan sekitar 400 an anggota dari Ikatan Duta Wisata Bantul (IDWB),” katanya. 

Arifin mengatakan bahwa setiap angkatan ini membawa warna tersendiri dalam prestasi dan kegiatan. Ada yang berkiprah di industri kreatif, penggerak masyarakat dan berkarya di ranah akademik. “Semua itu adalah bukti bahwa Dimas Diajeng Bantul bukan hanya kontestasi, melainkan kawah candradimuka yang menghidupkan nilai,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan Pemerintah Daerah, khususnya Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, yang sejak awal setia membersamai IDWB dalam setiap proses dan kegiatan. 

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Saryadi, membeberkan bahwa pemilihan tahun ini diikuti oleh 74 pendaftar. Melalui proses seleksi panjang, akhirnya terpilih 30 finalis (15 pasang) Dimas Diajeng Bantul 2025 yang tampil pada malam puncak grand final. 

“Dimas Diajeng tidak hanya sekadar tentang penampilan namun juga kecerdasan, kepribadian dan kepedulian terhadap lingkungan dan semangat berkarya. Sesuai dengan tema pemilihan tahun ini yaitu Setya Ing Budi, Wicaksono Ing Bumi dan Gumregah Ing Projotamansari. Kami titip nama baik Bantul di pundak adik-adik finalis semua untuk membawa nama baik Bantul dan mempromosikan potensi wisata dan potensi unggulan lainnya di Bantul," katanya.

Sementara itu, rasa bangga turut disampaikan oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih yang hadir secara langsung. Ia mengapresiasi para finalis yang mampu mengangkat berbagai isu pariwisata secara komprehensif. 

“Saya sungguh sangat bersyukur dan bangga, para finalis tadi telah menyampaikan advokasinya tentang pariwisata. Mereka bicara tentang culture tourism, wisata kuliner, bahkan sport tourism. Saya sangat bergembira anak-anak muda Bantul dapat memahami bagaimana cara kita mengembangkan pariwisata. Oleh karenanya, ini merupakan harapan bagi kita bahwa pariwisata di masa depan di Kabupaten Bantul ini akan maju dan berkembang karena anak muda Bantul paham, kreatif, dan memiliki rasa handarbeni terhadap kemajuan Kabupaten Bantul,” tutur Bupati.

Bupati juga menegaskan bahwa Bantul adalah Bumi Satriya, yang diwarisi oleh semangat dan budaya adiluhung. Oleh karena itu, generasi muda Bantul diharapkan mampu menjadi penerus dan penggerak pembangunan berbasis pariwisata dan budaya.

“Kabupaten Bantul telah kita nyatakan sebagai Bumi Satriya. Artinya kita semua warga Bantul mewarisi darah para pejuang, para kesatria. Ini harus kita tunjukkan, bahwa warga Bantul mampu melanjutkan estafet pembangunan kebudayaan yang diwariskan para leluhur di masa lalu," imbuhnya. 

Tak hanya Dimas Diajeng Bantul Terpilih 2025, gelar juara juga diberikan kepada Dimas Aldo dan Diajeng Nawang sebagai Wakil I Dimas Diajeng Bantul 2025, Dimas David dan Diajeng Amel sebagai Wakil II Dimas Diajeng Bantul 2025. Sementara Harapan I Dimas Diajeng Bantul 2025 diraih oleh Dimas Rival dan Diajeng Kamal. Kemudian Dimas Burhan dan Diajeng Nia menyandang gelar juara Harapan II Dimas Diajeng Bantul 2025. 

Apresiasi juga diberikan kepada Dimas Diky dan Diajeng Salma sebagai Dimas Diajeng Berbakat 2025, Dimas Reza dan Diajeng Ayu sebagai Dimas Diajeng Persahabatan 2025 serta Dimas Faiz dan Diajeng Berlin dinobatkan sebagai Dimas Diajeng Favorit 2025. 

Dengan berakhirnya malam Grand Final Pemilihan Dimas Diajeng Bantul 2025, ke-30 finalis resmi bergabung dalam Ikatan Duta Wisata Bantul dan diharapkan mampu berkontribusi serta membawa warna baru dalam pengembangan pariwisata di Bumi Projotamansari. (Fza)

Berbagi:

Pos Terbaru :