Pada Rabu (19/11/2025) Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, meresmikan lima proyek infrastruktur strategis nasional secara hybrid dari Jembatan Kabanaran, yang sebelumnya dikenal sebagai Jembatan Pandansimo. Lima proyek tersebut meliputi Jembatan Kabanaran, Jembatan Sungai Sambas di Kalimantan Barat, Underpass Gatot Subroto di Medan, Underpass Joglo di Surakarta, serta Flyover Canguk di Magelang. Peresmian infrastruktur baru ini menegaskan upaya pemerintah memperkuat konektivitas antar wilayah sebagai pondasi mobilitas nasional.
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Dody Hanggodo, melaporkan bahwa lima proyek ini menelan anggaran hampir Rp1,97 triliun dan menyerap 10.461 tenaga kerja, dengan total panjang mencapai 5,5 km. Menurutnya, pembangunan jembatan, flyover, dan underpass merupakan bagian dari agenda peningkatan konektivitas nasional.
“Ini sejalan dengan Asta Cita ketiga yang menekankan penguatan konektivitas dan rantai nilai komoditas untuk meningkatkan layanan publik dan pertumbuhan ekonomi,” ungkap Dody.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyoroti potensi pariwisata di kawasan selatan DIY yang akan terdorong oleh hadirnya Jembatan Kabanaran. Infrastruktur ini akan memudahkan akses bagi sektor ekonomi berbasis pariwisata.
“Kita mendengar ada rencana untuk membangun kawasan ini demi mendukung pariwisata. Memang harus kita dorong karena pariwisata adalah penyumbang devisa dan lapangan kerja yang sangat besar. Alhamdulillah, tahun ini wisata kita meningkat 20 persen, salah satu peningkatan yang sangat berarti dalam perkembangan ekonomi kita,” ungkap Prabowo.
Sejalan dengan harapan Presiden, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, juga menilai jembatan baru tersebut akan berperan penting bagi pengembangan wilayah selatan. Ia menyebut akses yang lebih terbuka akan memperkuat hubungan antarwilayah sekaligus memperluas peluang sektor produktif di Bantul.
“Jembatan ini sangat strategis bagi Bantul, Kulon Progo, dan DIY karena membuka aksesibilitas seluruh kawasan selatan. Bantul pasti akan mendapat keuntungan, terutama dalam mendorong investasi pariwisata, apalagi dengan Parangtritis sebagai ikonnya,” ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), menegaskan bahwa infrastruktur konektivitas adalah wujud nyata pemerataan pembangunan. Ia menambahkan bahwa pembangunan penghubung antar wilayah akan berdampak langsung pada efisiensi mobilitas. Implikasinya, mobilitas manusia, barang, dan jasa akan semakin lancar, disertai penurunan biaya dan waktu tempuh. (Hahn)




