Ratusan tukang becak memadati Museum H. M. Soeharto, Kapanewon Sedayu, Kabupaten Bantul, pada Selasa (23/12/2025). Terik matahari tak menyurutkan kegembiraan mereka menerima bantuan becak listrik dari Presiden Prabowo Subianto yang disalurkan melalui Komisi IV DPR RI.
Sebanyak 200 unit becak listrik dibagikan kepada tukang becak se-DIY dengan rincian: 89 unit untuk tukang becak Bantul, 29 unit untuk Kulon Progo, 44 unit untuk Kota Yogyakarta, 14 unit untuk Gunungkidul, serta tambahan data penerima dari GSN sebanyak enam unit.
Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, menyampaikan apresiasi atas bantuan tersebut. Menurutnya, becak masih menjadi moda transportasi khas yang digemari wisatawan karena mencerminkan karakter budaya Yogyakarta.
“DIY ini kota budaya, sehingga transportasi becak masih ada dan digemari wisatawan. Selama ini banyak becak menggunakan mesin yang menyumbang polusi, khususnya di wilayah perkotaan. Karena itu kami sangat berterima kasih atas bantuan becak listrik ini,” ujar Aris.
Ketua Komisi IV DPR RI, Titiek Hediati Soeharto, menegaskan bahwa becak bukan sekadar alat transportasi, melainkan bagian dari identitas dan wajah budaya Yogyakarta. Transformasi ke becak listrik dilakukan tanpa menghilangkan nilai kearifan lokal yang melekat.
“Becak bukan hanya alat transportasi, tetapi bagian dari wajah dan budaya Jogja. Becak tampil di mana-mana dengan nilai keramahan dan kesederhanaan yang dijaga oleh bapak-bapak becak,” ujar Titiek.
Ia menjelaskan, bantuan becak listrik ini dilandasi niat sederhana untuk meringankan beban kerja para penarik becak yang kebanyakan tidak muda lagi. Terlihat dalam pembagian tersebut didominasi oleh wajah-wajah lanjut usia. Bantul sendiri menjadi kabupaten dengan penerima becak listrik terbanyak.
“Kami ingin membantu agar pekerjaan tidak terlalu melelahkan, tenaga tidak cepat habis, dan badan tetap sehat.” ungkapnya.
Titiek juga berpesan agar becak listrik dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk mencari nafkah sehari-hari. Ia optimistis kombinasi becak dan teknologi listrik akan menghadirkan daya tarik baru bagi pariwisata Yogyakarta sebagai ikon wisata yang ramah lingkungan.
Salah satu penerima bantuan, Dalijo dari Pandak mengaku sudah menarik becak onthel sejak 1980. Ia senang menerima bantuan becak listrik ini karena lebih ringan dan tidak memerlukan banyak tenaga. Terkait pengisian daya, Dalijo menyebutkan bahwa becak bisa di-recharge di SM Tower milik Muhammadiyah.

“Saya hampir pensiun soalnya ngayuh becak sudah berat. Tapi dapat bantuan cuma tinggal ngulir, akhirnya jadi bisa jalan lagi," ujarnya sambil tertawa.
Kegiatan penyerahan bantuan ini ditutup dengan konvoi becak listrik mengelilingi kawasan Kapanewon Sedayu, menikmati suasana sore sekaligus menandai babak baru perjalanan becak sebagai simbol budaya yang terus beradaptasi dengan zaman. Program ini akan terus dilanjutkan mempertimbangkan jumlah tukang becak di DIY tercatat lebih dari 2.600 orang. (Hahn)





