Menurut Ketua Panitia Aryanto,"dari kirab Jut Bio itu, hanya satu tujuannya, yakni melindungi manusia dari segala mara bahaya. Peserta kirab berasal dari sejumlah daerah, diantaranya, Yogya, Magelang Cilacap, Solo serta sejumlah daerah lainnya." Prosesi kirab Jut Bio diawali dari Mancingan Baru menuju Parang Endog. Mereka berjalan ratusan bregada menyusuri jalan konblok. Kemudian barisan itu turun ke tepian pantai di sisi timur dan berjalan ke barat menyusuri Pantai Parangtritis hingga di muka panggung sekaligus mengakhiri kirab.
Aryanto mengatakan,"dalam perayaan Peh Cun mendirikan telur tidak masuk dalam ritual ini. Namun tetap saja tradisi itu mampu menarik pengunjung. Mendirikan telur merupakan bagian dalam perayaan Peh Cun, hanya saja telur itu bisa berdiri karena antara bumi, matahari serta bulan berada dalam satu garis lurus." Termasuk Bupati Bantul Hj Sri Suryawidati tertarik untuk ikut mendirikan telur. "Saya tertarik mendirikan telur di tengah hari,yang merupakan bagian ritual Peh Cun. Saya mewakili pemerintah Bantul mendukung adanya tradisi ini,selain bisa jadi hiburan juga bisa memberdayakan masyarakat sekitar." Fenomena alam itu terjadi pada tanggal lima bulan lima tahun Imlek. Rangkaian perayaan Peh Cun masih manyisakan satu agenda yakni, lomba perahu naga di Bendung Tegal Canden Jetis Bantul, Minggu (24/6). (dew)