Menengok Tradisi Labuhan di Pantai Goa Cemara

Mentari baru saja menyingsing, nampak warga riuh mulai berkumpul di Balai Padukuhan Patihan, Desa Gadingsari, Sanden, Bantul. Mereka menggunakan busana adat, berdandan lain dari hari biasanya. Suasana hangat menyelimuti interaksi diantara mereka. Rupanya hari itu adalah hari yang istimewa bagi masyarakat Jawa khusunya yakni, 1 Suro atau 1 Muharram.

Mengawali tahun baru, masyarakat Jawa banyak mengisi momen tersebut dengan kegiatan-kegiatan yang sakral berbalut nuansa adat yang kental. Doa serta pengharapan dipanjatkan agar dalam mengrungi hidup di tahun yang baru, senantiasa diberikan kekuatan, kesehatan, rezeki yang mencukupi dan keberkahan. Begitu pula yang dilakukan oleh masyarakat di wilayah pesisir Pantai Goa Cemara. 

Alat musik yang dibawa oleh bregada mulai ditabuh, tanda kirab akan segera dimulai. Peserta membentuk barisan memanjang ke belakang, terdiri dari , nelayan, kelompok tani, ibu-ibu PKK, pokdarwis, dan berbagai unsur yang lain. Dipimpin para pembawa panji yang merupakan karangtaruna, peserta kirab budaya berjalan kurang lebih 2,5 km menuju ke pesisir Pantai Goa Cemara. 

Beragam uba rampe turut diarak, gunungan yang berisikan aneka hasil bumi seperti sayuran, aneka buah, dan umbi-umbian menjadi simbolisasi rasa syukur atas berkah yang telah diperoleh di tahun sebelumnya. Ada satu ubarampe yang mencuri perhatian, karena lain daripada yang lain. Sebuah miniatur kambing hitam dengan cincin di perutnya menjadi kekhasan dalam tradisi ini. 

Kambing Kendhit, demikian masyarakat menyebutnya. Kambing berwarna hitam polos yang memiliki corak putih melingkar di bagian perutnya atau seperti kendhit dalam busana jawa ini, dipercaya oleh masyarakat sebagai simbolisasi penyongsong rezeki. Sebuah manifestasi dari harapan masyarakat agar diberikan rezeki yang melimpah di tahun yang baru. 

Pasca rombongan kirab tiba di tepi Pantai Goa Cemara, gunungan yang berisi hasil bumi tadi kemudian dirayah atau diperubutkan oleh masyarakat dan wisatawan yang menyaksikan. Sementara, miniatur kambing kendhit dilabuh ke laut bersama Sebagian ubarampe yang lain. 

Suasana semakin semarak dengan rangkaian kegiatan yang lain seperti, pentas kesenian rakyat, jathilan, campursari, senam, dan lain sebagainya. Pada hari sebelumnya telah dilaksanakan pula gugur gunung atau gotong royong bersih lingkungan dan doa bersama di malam pergantian tahun baru hijriah. 


 

Berbagi:

Pos Terbaru :