Kab Muaro Jambi yang mempunyai luas 5.000 km kebanyakan berupa lahan kebun kelapa sawit. Kekayaan alam yang berupa lahan kelapa sawit yang luas menjadi sumber pendapatan daerah. Namun pemerintah Muaro Jambi merasa belum bisa maksimal dalam mengelola hasil kekayaan alam tersebut. "Sumber pendapatan daerah di Muaro Jambi berbeda dengan Bantul. Tetapi ilmu untuk mengelolanya bisa dilakukan dengan sistem dan manajemen yang sama. Jadi dari kekayaan alam di masing-masing daerah dimaksimalkan untuk bisa menjadi sumber PAD. "kata Kepala DPKAD Abu Dzarin Nooorhadi,SH,M.Kes.
Sedangkan Ketua Komisi B DPRD Kab Bantul Uminto Giring Wibowo,SE,MM,MH menjelaskan, "PAD Kab Bantul yang mencapai 96 miliar adalah bersumber dari pajak, bagi hasil penyertaan modal di Bank, PDAM, AMP (Aspal Machine Planning), dan beberapa sumber lain. Program untuk peningkatan PAD juga terus dilakukan, salah satunya adalah dengan pembinaan UMKM, yaitu dengan mengembangkan kewirausahaan (yang baru 3-4%) dan juga pengembangan industri pariwisata yang bisa meningkatkan pendapatan daerah."
Saat sekarang ini apabila hanya mengandalkan dari sektor pertanian saja tidak akan bisa meningkatakan PAD. Program yang dilakukan oleh Pemkab Bantul adalah mengembangkan industri kerajinan dan pariwisata agar bisa meningkatkan PAD. Selain itu juga membuat Perda baru tentang PPH dan BPHTP yang juga akan menjadi sumber pendapan daerah Kab Bantul. Pemkab Bantul berharap pengelolaan PAD Bantul bisa optimal sehingga akan menghasilkan pendapatan tinggi. (dew)