Ketua rombongan tamu Sarekat Bangun dalam sambutannya mengutarakan bahwa kunjungan kerjanya bertujuan untuk bertukar pikiran dalam beberapa hal dibidang perijinan, pertanahan, aparatur pemerintahan dan tata pemerintahan yang dilaksanakan oleh Pemerintah Kabupaten Bantul. Tujuan kunjungan kami di Bantul ini ingin bertukar pikiran di berbagai hal dibidang yang terkait urusan dengan pemerintah, karena di daerah kami terdapat beberapa permasalahan terkait dengan hal yang akan kami diskusikan dengan Pemkab Bantul. kata Bangun.
Dengan luasnya wilayah kami dan banyaknya perusahaan suasta dengan puluhan hektar lahannya, tambah Bangun, maka banyak terjadi kasus kepemilikan lahan yang tumpang tindih atau bahkan kepemilikan ganda. Apalagi di daerah kami banyak terdapat perusahaan suasta dibidang perkebunan seperti kelapa sawit, karet, kakao dan masih ada yang lainnya. Hal ini sangat rawan menimbulkan kepemilikan lahan yang tumpang tindih.
Sementara Drs. Mardi Ahmad saat menyampaikan kata sambutannya mengatakan bahwa Kabupaten Bantul dengan luas wilayah yang cukup sempit dari pada wilayah daerah diluar Propinsi DIY maka kasus kepemilikan tanah hampir tidak ada yang serius. Kepemilikan lahan di wilayah Kab. Bantul cukup tertip karena pengukuran dan pemetakan tanah milik rakyat maupun milik pemerintah dilakukan oleh desa terkait sehingga Pemerintah Desa mengetahui dengan benar potensi lahan yang ada di wilayahnya masing-masing. katanya.
Usai sambutan selamat datang acara dilanjutkan dengan diskusi. Sebelum meninggalkan Bantul rombongan tamu menuju Pantai Parangtritis, PSG, sentra kerajinan kulit Manding dan Kasongan. (Sit)