Workshop Penyusunan Program Kerja Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Kab Bantul

Sebagai tindak lanjut terbentuknya Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) kab Bantul, maka BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) mengadakan workshop tentang 'Penyusunan Statuta Dan Program Kerja Forum Pengurangan Resiko Bencana'.

"FPRB kab Bantul yang baru terbentuk ini harus menyiapkan segala sesuatunya, termasuk menyusun Statuta dan Program Kerja sebagai acuan pelaksanaan kegiatan. Para relawan yang tergabung dalam FPRB harus bisa mengajak masyarakat untuk bersama-sama siap siaga menghadapi bencana yang terjadi serta mengurangi resiko pasca bencana. FPRB secara independen dan mandiri melaksanakan kewajibannya meningkatkan kapasitas masyarakat dalam pengurangan resiko bencana di Bantul,"papar Staf Ahli Bupati Sunarto SH,MM dalam sambutannya membuka acara workshop di aula Bank Bantul pada hari Kamis (24/11).

Letak geografis kab Bantul yang termasuk daerah yang rawan bencana, menjadikan alasan kuat untuk membentuk forum pengurangan resiko bencana. Gempa bumi 27 Mei 2006, tsunami, longsor serta lahar dingin merupakan sebagian dari bencana yang harus diwaspadai penanganan dan pengurangan resiko yang terjadi. "FPRB sebagai mitra kerja BPBD merupakan sebuah bentuk kesiapan dan kesiagaan terhadap bencana yang terjadi secara tiba-tiba. Secara langsung maupun lewat jejaring sosial forum ini akan melaksanakan misinya yaitu mewujudkan ketangguhan dan kesiapan dalam melakukan tindakan yang bisa mengurangi resiko yang terjadi pasca bencana,"jelas Kepala BPBD Bantul Dwi Daryanto.

FPRB akan melaksanakan tugas dan kewajibannya yang diilhami oleh nilai-nilai kemanusiaan guna mewujudkan lingkungan masyarakat yang tangguh terhadap bencana. Berdasarkan keyakinan tersebut, FPRB Bantul akan memberikan kontribusi dalam pengurangan resiko bencana melalui advokasi, pengawasan, fasilitasi dan konsultasi yang memungkinkan terjadinya bencana bagi semua pelaku kepentingan menuju komunitas yabg tanggap dan tahan bencana. "kami sebagai relawan FPRB akan selalu siap dan siaga untuk bertindak menangani bencana yang terjadi dimanapun. Koordinasi dan komunikasi masing-masing daerah juga sangat penting agar tidak terlambat untuk penanganannya. Yang sudah pernah terjadisaat ini kendalanya adalah keterlambatan informasi yang kita terima, mengakibatkan tindakan penanganannya juga terlambat.Untuk ke depan kita akan meningkatkan komunikasi yang intens dan kilat agar tidak mengalami keterlambatan pertolongan,"kata Ketua FPRB Hery Ruswanto. (dew)

Berbagi:

Pos Terbaru :