Bupati Hj Sri Surya Widati menegaskan hal tersebut Kamis ( 16/4 ) siang di pendapa Parasamya Pemkab Bantul, saat menyampaikan sambutannya pada kegiatan Bakti Sosial peringatan Hari Kartini tahun 2015 DIY, dengan sasaran warga Kabupaten Bantul.
Perjuangan wanita menghadapi dinamika zaman, menurut Bupati Bantul memang tidak pernah ada putusnya sebelum mencapai titik keadilan. Hal tersebut tidak saja dihadapi oleh ‘Kartini-Kartini’ yang berkiprah di sector public sebagai wanita karir yang bisa meraih posisi tinggi dengan peluh dan keringatnya. Sebab perjuangan sejati kaum wanita, juga dihadapi oleh para ibu rumah tangga dalam mengasuh putra/putrinya. Tantangan yang tak kalah berat, dihadapi ibu rumah tangga saat ini, yakni demikian derasnya arus informasi yang masuk nyaris tanpa filter. Para ibu harus berjuang memberi pola asuh yang baik terhadap putra/putrinya, tegas Bupati Bantul sambil menambahkan berkaitan hal itu, pondasi nilai agama yang kuat dengan diimbangi nilai social, akan mampu menjadi benteng yang kuat bagi anak. Sehingga, tambahnya, memilih dan memilah yang baik dan yang buruk dalam rangka untuk menghindarkan hal-hal yang tidak diinginkan.
Menurut ketua umum panitia peringatan Hari Kartini 2015 tingkat DIY, Hj Dyah Suminar SE, sasaran kegiatan bakti social di Kabupaten Bantul adalah para wirausahawan kecil dari berbagai kelimpok UMKM. Kegiatan ini juga bekerjasama dengan Bupati Bantul, BPPM DIY serta dari sponsor Naava Green dan Maragaria Group. Bakti social antara lain menyerahkan bantuan peralatan usaha bagi 175 pelaku wira usaha yang tergabung dalam berbagai kelompok UMKM ( Usaha Menengah dan Kecil Mandiri ). Penerima bantuan tersebut terbagi dalam kelompok fashion dan kerajinan, serta kelompok usaha makanan. Untuk kelompok fashion dan kerajinan, antara lain kelompok ‘Srikandi’ dari Monggang yang beranggotakan 20 orang ( menerima spray dan selang ), ‘Pandom Gesang’ dari Kebosungu II Dlingo beranggotakan 20 orang ( menerima mesin jahit dan gunting ), kelompok ‘Rajin’ dari Pleret beranggotakan 20 orang ( menrima m esin jahit dan gunting kain. Kelompok ‘Hidayat Rajut’ dari Sriharjo Imogiri ( menerima mesin jahit dan gunting kain ).
Untuk kelompok ujsaha makanan, kelompok TKPK Pandeyan Piyungan beranggotakan 25 orang perajin mlinjo menerima bantuan wajan dan pengaduk, cobek tanah, anglo kecil serta landasan pemipih. Kelompok ‘Andayani dari Sungapan Imogiri beranggotakan 20 perajin usaha kripik sagu menerima kompor, wajan, soblok dan hand sealer. Selanjutnya kelompok ‘Mekar Sari’ Canden beranggotakan 25 perajin jamu gendong, menerima bantuan anglo kecil, wajan, lumping dan alu batu, baskom plastic serta soblok dan ember, kelompok Grogol VII Kretek beranggotakan 25 usaha pengolahan ikan, menrima soblok, wajan, saringan dan baskom. (sus)