Kirab Jodhang, lestarikan adat nyadran di Makam Sewu

Upacara Adat (Nyadran) di Pasarean Makam Sewu tahun 2015 seperti tahun lalu ditutup dengan kirab arak jodhang. Kirab dimulai dari Balai Desa Wijirejo menuju Pasarean Makam Sewu.

Nyadran yang berarti dada atau hati mempunyai makna membersihkan hati menyambut bulan romadon. Adat nyadran bisa dikatakan penyatuan adat istiadat orang jawa dengan ajaran Islam. Para pembawa risalah berusaha memasukan nilai Islam kepada adat yang sudah begitu mendarah daging di kehidupan masyarakat, sehingga ajaran bisa masuk tapi tidak menyinggung adat yang ada, hal tersebut dikatakan Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati, Senin (9/6) di Komplek Makam Sewu.

Lebih lanjut dikatakan jajaran Pemkab. Bantul merasa banggga dan terima kasih masih banyak yang peduli dengan budaya bangsa terutama Jawa dengan melestarikan. Sejarah membuktikan bangsa yang maju tidak pernah meninggalkan nilai budaya yang baik dan bermanfaat.

Sementara Ketua panitia Drs. Haryadi menjelaskan bahwa rangkaian nyadran dimulai dari seaman Al Quran pada 7 Juni 2015, dilanjutkan Dzikir, Tahlil, Do’a dan pengajian dan ditutup dengan kirab jodhang (mw)

Berbagi:

Pos Terbaru :