Selain pola makan yang kurang memenuhi standar kesehatan kurangnya aktifitas tubuh serta stres yang yang sering terjadi pada kebanyakan mereka maka kondisi metabolisme tubuhpun akan mengalami gangguan yang mengakibatkan kondisi tubuh tidak seimbang yang akan menimbulkan beragam penyekit seperti penyakit Diabetes Melitus, Jantung, hipertensi , kanker dan sebagainya.
Hal tersebut disampiaikan oleh dr. Nyoman Tritian Widiantara SpOG dalam acara Sosialisasi Penyakit Degeneratif Bagi Anggota PKK Kabupaten dan Kecamatan se Kubupaten Bantul di Aula Dinas Kesehatan Bantul, Senin (28/3).
Menurutnya kasus kanker payudara di DIY tertinggi di Indonesia, makanya Tim Penggerak PKK di Kabupaten Bantul ini yang aktifitasnya banyak dengan para perempuan sangat efektif mengikuti sosialisasi ini karena dapat menyebar luaskan ilmu ini kepada mereka dan diharapkan akan disampaikan lagi kepada kaluarganya masing-masing.
Dr. Nyoman menyampaikan agar para ibu dan remaja putri bisa mendeteksi secara dini diri sendiri atau SADARI yang bisa mendeteksi secara dini apabila terjadi sesuatu yang tidak normal maka cepat-cepat diperiksakan ke Puskesmas atau perlu dirujuk ke rumah sakit, sehingga dapat diatasi dengan segera dan lebih mudah.
Selain penyakit kanker payudara dr, Nyoman menerangkan pula bahwa saat ini semakin banyak kasus kanker serviks atau kanker di daerah kemaluan pada perempuan. " Kanker serviks banyak terjadi pada wanita yang beraktivitas tinggi, kurang memperhatikan kebersihan di daerah V, pola hidupnya kurang sehat serta pada perempuan yang suka berganti ganti pasangan", kata dr. Nyoman
Pemandu acara Hana Fekawati pada kesempatan tersebut mensosialisasikan pula tentang POSBINDU atau Pos Pembinaan Terpadu masyarakat yang sudah dilaunching pada tahun 2015. Menurutnya di Bantul baru terdapat 36 POSBINDU dan 3 di Puskesmas diantaranya Puskesmas Pandak II, Puskesmas Pajangan dan Puskesmas Sewon. Nantinya POSBINDU diharapkan terdapat di setiap dusun.
"POSPINDU akan bertugas untuk melakukan pembinaan warga untuk dapat mengantisipasi dan menangani penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, deabetes malitus, hipertensi dan yang lainnya secara mandiri", terang Hana.
Dengan adanya Usia Harapan Hidup (UHH) di DIY cukup tinggi, tambah Hana, bermacam PTM banyak timbul pada usia diatas 45 tahun, maka PTM di DIY juga cukup tinggi, namun dibawah usia 45 tahun juga terjadi beberapa kasus.
Posbindu PTM merupakan kegiatan peran serta masyarakat dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor resiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan yang sasarannya warga usia diatas 15 tahun, karena saat ini banyak remaja berperilaku hidup kurang sehat seperti merokok dan lainnya. (Sit)