Menurut laporan panitia yang disampaikan oleh Ny Trisaktiyana bahwa saat ini banyak kaum perempuan yang berpendidikan cukup dan tinggi, maka tidak mungkin kalau hanya berdiam di rumah saja. Mereka banyak yang bekerja di sektor pendidikan, kesehatan, perkantoran, perdagangan bahkan beberapa yang bekerja sebagai sopir taksi, angkutan umum, bahkan pilot perempuan.
Walaupun para perempuan tersebut aktif diluar rumah, tambah Ny Trisakti, namun tidaklah melupakan tugas sebagai ibu rumah tangga atau sebagai pendidik keluarga. "Saat ini telah hadir beberapa perempuan sukses di tengah-tengah kita, semoga menginspirasi para perempuan yang hadir. Karena para perrempuan sukses tersebut dengan kesuksesannya, mereka tidak melupakan perannya sebagai ibu rumah tangga yang sukses pula," kata Ny Trisakti.
Pada acara yang dihadiri oleh sekitar 250 peserta tersebut Ketua DWP Kabupaten Bantul Dra. Hj. Titi Prawiti Riyantono, M Pd. Yang juga menjabat Kepala SMU Negeri I Bantul, dalam sambutannya menyampaikan bahwa menjadi ibu berperan ganda sudah menjadi pilihan banyak kaum perempuan. "Untuk itu pesan saya disamping bekerja di luar rumah, namun keutuhan keluarga tetap yang utama. Suami harus tetap kita hormati, anak-anak harus kita sayangi," terang Hj. Titi.
Harapan Hj. Titi pula para perempuan aktif dan sukses akan menjadi inspirasi para perempuan Bantul.
Pada acara yang dimoderatori oleh DR. Sari Murti Sri Budoyo SH, M. Hum yang juga penasehat pada FK2PA Kabupaten Bantul tersebut menghadirkan dua nara sumber diantaranya Ane Permatasari Dosen sekaligus Ketua Pusat Studi Wanita UMY yang menyampaikan makalah berjudul "Peluang dan Tantangan Peran Perempuan di Ranah Publik di Era Globalisasi".
Nara sumber lainnya adalah Noor Saif Muhammad Mussafi MSC, dosen UIN Yogyakarta yang mewakili ibunya Ny. Sunardi Sahuri pemilik Pamela Swalayan menyampaikan tentang perjalanan sebuah usaha ritail kecil hingga berkembang menjadi Pamela Swalayan yang saat ini berjumlah menjadi delapan cabang di Yogyakarta.
Menurut Noor Saif, usaha warung Pamela ibunya berawal dari sebuah warung kecil seluas 5x5 m dengan modal 100 gram emas tahun 1975, namun ibunya semenjak SMU hoby berkecimpung di dunia perdagangan. Dengan didukung penuh oleh keluarga, maka Warung Pamela-nya semakin berkembang dengan lebih dari 45.000 item dagangan, sehingga tahun 2004 menjadi Pamela Swalayan hingga sekarang. (Sit)