Hal tersebut disampaikan oleh ustadz sekaligus dokter di RS Sarjito Yogyakarta dr. H. Agus Taufiqurrahman, SpS. M, Kes saat menyampaikan tausiahnya dalam acara Pengajian Ramadhan bagi karyawan dan karyawati Pemda, anggota TNI/Polri, BUMD/BUMN se Kabupaten Bantul berlangsung di Serambi Masjib Agung Bantul, Selasa (7/6).
Lebih lanjut ustadz menerangkan bahwa untuk menjalankan puasa Ramadhan selama sebulan dengan sukses diantaranya harus melewati tiga fase. Pertama adalah fase takholli yang berarti mengosongkan dari hal-hal yang tidak baik, kedua adalah fase tahalli yang berarti mengisi dengan amalan-amalan kebaikan. Setelah para mukmin melalui dua fase maka diharapkan akan dapat melalui dengan baik fase yang ketiga yaitu fase tajjali yang berarti takdir yang mengahalangi antara sang holik dengan hamba-Nya mulai terbuka . Jika penghalang tersebut terbuka maka doa -doanya akan lebih makbul, katanya.
Ustadz mencontohkan puasa gaya kepompong seperti yang disabdakan oleh Nabi Muhammmad SAW, Puasalah seperti kepompong, saat menjadi ulat banyak mahluk lain katakutan dan menyingkir, maka dia merasa prihatin kemudian berpuasa selama berhari-hari tanpa makan dan minum dengan menjadi kepompong. Setelah cukup berpuasa, maka akan berubah menjadi kupu-kupu yang sangat indah dan makanannyapun memilih makanan yang baik-baik dan memberikan banyak manfaat.
Di bulan Ramadhan ini Alloh SWT mengobral pahala, maka siapa yang bisa meraih banyak pahala dengan husuk dan ihlas, maka dialah yang menjadi pemenang. Namun pahala yang banyak tersebut juga banyak yang menghadang untuk dirusak seperti rasa marah, hasad, iri, dengki, sombong dan yang lainnya. Utstaz menekankan Jangan rusak Radhan kita dengan marah-marah, tegasnya.
Dokter ustadz menerangkan jika perasan marah yang dilontarkan selama enam menit akan memberikan pengaruh terhadap penurunan kekebalan tubh selama enam jam. Bahkan orang yang sering marah-marah berpotensi tiga kali lipat terkena sakit jantung . Menurut penelitian para ahli, orang yang sering marah pembuluh darahnya akan mengalami kekakuan dan ujung pembuluh darah akan menyempit. Maka bisa dibayangkan seperti kran air, jika kran airnya dibuka lebar, sementara ujunng krannya menyempit, maka akan jebol kran tersebut. tambahnya.
Pada acara pengajian tersebut infak terkumpul sebesar Rp. 4.889.000 ,-. (Sit)