Bupati Bantul Drs. Suharsono menyampaikan bahwa perokok aktif tidak hanya menimbulkan bermacam penyakit bagi dirinya. Namun juga berdampak buruk bagi orang lain di sekelilingnya terutama ibu hamil, bayi, anak sekolah dan manula seperti penyakit paru-paru, jantung, pembuluh darah dan kemandulan.
"Saya sudah membuat Perbub mengenahi kawasan sehat bebas asap rokok.Dengan peraturan ini memberikan hak-hak masyarakat untuk mendapatkan udara segar," kata Suharsono dalam acara Sosialisasi dan Deklarasi Kawasan Sehat Bebas Asap Rokok, di Gedung Dakwah Muhammadiyyah Bantul, Selasa (21/6).
Dalam Peraturan No. 18 tahun 2016 Kawasan Bebas Rokok meliputi rumah, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat belajar-mengajar, arena kegiatan anak-anak, tempat ibadah, angkutan umum, tempat kerja, tempat umum dan tempat pertemuan atau rapat. Bupati minta bantuan camat, lurah dan dukuh, agar masyarakat tidak merokok di kawasan tersebut.
"Himbauan kami jangan merokok di tempat- tempat umum di kawasan bebas rokok. Di Lingkup kantor-kantor SKPD juga saya himbau untuk tidak merokok," terangnya.
Meski demikian Perbub tidak memberikan sanksi tegas karena hanya peringatan. Kepala Bagian Hukum Pemkab. Bantul, Gunawan Budi Santoso mengatakan sanksi bagi pelanggar bersifat administrasi berupa peringatan lisan, tertulis dan pernyataan tidak senang. Sanksi itu diberikan bupati, atasan langsung atau penanggung jawab kawasan sehat bebas asap rokok.
"Tidak ada aspek untuk membuat jera . Tetapi bagaimana saling memahami atas hak-hak kesehatan masyarakat," tambah Gunawan.
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Bantul dr. Maya Sintowati Panji mengatakan bahwa proses edukasi terkait resiko merokok dan saling menghormati di masyarakat sudah berlangsung lama. Sejak 2011 Dinas Kesehatan Bantul ada program dusun bebas asap rokok di Bantul.
"Yang paling penting saling menghormati antara yang merokok dan tidak merokok. Dengan perbub ini percepatannya lebih ada," pungkasnya. (Sit)
