Guna meluruskan berita yang berkembang di masyarakat tentag orang meninggal karena digigt anjing yang terkena rabies, siang ini Senin (27/1) Pemerintah Kabupaten Bantul menggelar jumpa pers di Ruang Rapat Sekda Bantul. Hadir pada jumpa pers ini Sekda Bantul Drs. H. Helmi Jamharis, M.M. didampingi OPD terkait seperti Dinas Kesehatan, Dinas Pertanian Pangan Peternakan Perikanan dan Kelautan, Dinas Kominfo dan sejumlah insane pers media cetak, elektronik dan online.
Dalam keterangannya, Sekda Bantul membenarkan telah terjadi penyerangan anjing hewan peliharaan milik Sukirjo warga Kaligondang Bambanglipuro yang mengakibatkan dua korban perempuan yakni Yusnita Jamisih (70) korban meninggal asal Gresik Sumbermulyo Bambanglipuro dan Agnes Kristianti warga Karangpilang Surabaya. “Kedua korban pada Jumat malam 24 Januari 2020 dibawa ke Rumah Sakit Elizabeth Ganjuran. Setelah dilaksanakan pemeriksaan medis secara intensive, saudara Agnes Kristianti diperbolehkan pulang adapun Tuhan berkehendak lain, nyawa Yustina Jamisih tidak bisa diselamatkan, menurut keterangan medis, dia meninggal bukan karena rabies akan tetapi karena penyakit hypertensi atau darah tinggi yang dia idap, “terang Helmi.
Sebagai tindak lanjut dari peristiwa itu, kedua belah pihak baik antara Sukirjo dan keluarga Yustina Jamisih telah melakukan kesepakatan saling memaafkan dan saling memahami, kejadian ini sudah ketentuan dan kehendak Tuhan Yang Maha Esa. Pemilik anjing Sukirjo bersedia akan mengkarantina seluruh hewan piarannya.
Terkait maraknya isu penyakit Anthrax di Gunungkidul yang disebabkan bakteri Bacillus Anthracis dan ditularkan ke manusia dengan perantara terutama hewan memamah biak yaitukambing dan sapi, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul telah melakukan kewaspadaan dini dan respon dengan meningkatkan pemantauan dugaan kasus anthrax manusia di puskesmas dan rumah sakit.
Sekda Bantul, mengajak OPD terkait dalam hal ini Dinas Pertanian Bidang Peternakan dan Dinas Kesehatan untuk meningkatkan koordinasi dalam rangka pengawasan lalulintas ternak. “Melakukan sosialisasi atau edukasi kepada masyarakat tentang anthrax dan meningkatkan kesiapsiagaan alur pemeriksaan dan tata laksana, pengambilan specimen, isolasi dan ketersediaan obat, “tuturnya.
Menyinggung masalah Novel Corona Virus – 2019nCov, yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh Corona Virus, yang dimulai di Wuhan Cina diduga berasal dari penularan hewan yang dikonsumsi manusia. Saat ini tidak ada laporan dugaan kasus 2019nCov pada manusia di wilayah Kabupaten Bantul.
“Jajaran Dinas Kesehatan Bantul telah meningkatkan upaya surveilans kasus Influenza Like Illnes dan Pneumonia di masyarakat, terutama terkait riwayat travelling dari Cina dan Negara endemis lainnya, “ucap Helmi.
Dia menambahkan, akan berkoordinasi dengan Dinas terkait akan keberadaan warga Bantul yang menjadi Tenaga Kerja di Cina atau yang kini melakukan kunjungan ke sana. “Kita harus responsive dengan penyebaran virus Corona yang cukup massif ini, “katanya.