Pada rapat perdana dalam masa Pandemi Covid-19, TP PKK Kabupaten Bantul lakukan Rapat Koordinasi dengan TP PKK Kecaamatan Kabupaten Bantul dipimpin oleh Ketua TP. PKK Kabupaten Bantul Hj. Erna Kusmawati berlangsung di Ruang Rapat TP. PKK Rumah Dinas Trirenggo Bantul, Kamis (4/6). Hadir pula dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Kesehatan Bantul dan Kepala Dinas Kesehatan DIY serta perwakilan OPD terkait.
Pada kesempatan tersebut , Hj. Erna terlebih dahulu menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriyyah Tahun 2020 dan menyampaikan maaf lahir dan batin. Karena di Hari Raya kali ini, kita tidak bisa saling bersilaturahmi seperti tahun-tahun sebelumnya.
Lebih lanjut Hj. Ena mengatakan bahwa, kita semua sebagai warga Bantul husunya dan Indonesia pada umumnya merasa sangat prihatin dengan adanya pandemi Covid-19, karena sangat rmempengaruhi terhadap semua segi kehidupan masyarakat , terutama terhadap perekonomian masyarakat yang cukup terasa memprihatinkan. “Untuk itu mari kita bersama berdo’a pada Tuhan Alloh SWT untuk segera mengahiri pandemi Covid-19 ini,” ajak Hj. Erna.
Lebih dari itu kita juga sangat prihatin terhadap kasus yang tadak kita harapkan, namun semua itu sudah terjadi yaitu kematian ibu dan bayi di Kabupaten Bantul yang sudah ada 10 kematian hingga bulan Juni tahun ini. “Kami mengajak semua kader TP. PKK bersama-sama masyarakat untuk melakukan perhatian yang lebih terhadap permasalahan ini,” tegas Hj. Erna. Untuk selanjutnya, tambahnya, agar bisa menyampaikan penemuan-penemuan permasalahan yang terkait dan bisa melihat apa saja kendalanya, sehingga kita segera bergerak untuk ikut mengatasi permasalahan tersebut.
Sebetulnya, kata Hj. Erna, Kita sudah berusaha melaksanakan program penanggulangan Kematian Ibu dan bayi, namun karena beberapa bulan terahir ini terjadi pandemi Covid-19, sehingga kejadiaannya cukup kompleks sekali. Seperti terjadi kekhawatiran penularan virus , “Untuk itu kami mengajak kepada semua kader TP. PKK untuk bergerak cepat menemukan Bumil yang rawan terhadap berbagai penyakit hingga menyebabkan kematian, agar kita dapat melakukan pencegahan dan tidak lagi terjadi kasus yang tidak kita inginkan,” ajak Hj. Erna.
Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul Agus Budi Raharjo, M Kes, SKM dalam paparannya diantaranya menyampaikan bahwa kita semua tentu sangat prihatin atas terjadinya kasus kemaatian ibu dan bayi di Kabupaten Bantul, karena hingga bulan Juni tahun 2020 ini sudah terdapat kasus sebanyak 10 kasus yang ketahuan, padahal selama tahun 2019 hanya terdapat 13 kasus.” Kasus kematian ibu melahirkan yang paling banyak di saat pasca nifas. “Ini terjadi karena beberapa hal, diantaranya adanya penyakit penyerta lainnya seperti asma, jantung, hipertensi dan lainnya. Dan tidak ada jaminan bahwa ibu hamil normal tidak menghadapi kendala tak terduga,” jelas Agus..
Untuk itu, katanya, kita harus bekerja sama dengan dokter spesialis lainnya dalam kunjungan ibu hamil terutama yang berisiko tinggi (Risti). Selain itu, tambahnya, kita segera melakukan koordinasi dengan TP. PKK Kecamatan, agar bisa berkoordinasi lagi denganTP. PKK Desa agar kita dapat bersama-sama melakukan tindakan yang dapat mengatasi kasus tersebut di tahun ini dan di tahun-tahun yang akan datang.