Dalam rangka peringatan hari jadi Kalurahan Guwosari, diadakan serangkaian acara yang dilaksanakan pada hari Selasa (26/10) dan Rabu (27/10) bertempat di GOR Guwosari berlangsung dengan lancar dan tetap menerapkan protokol kesehatan.
Acara pertama Sarasehan Budaya dan Pentas Seni “Nguri-uri Kabudayan Guwosari” menghadirkan narasumber KPH. H. Yudanegara, Ph.D, dan Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo ini di awali dengan pentas budaya yang menampilkan beberapa tarian tradisional, yaitu Tari Kalakijo, Tari Gembira, serta Gejog Lesung.
Lurah Guwosari, Masduki Rahmad, SIP dalam sambutannya menyampaikan Guwosari tidak bisa lepas dari sejarah dan kebudayaan, kita sudah tahu bahwa 96 tahun yang lalu Guwosari menjadi tempat perjuangan pahlawan. Dan 75 tahun yang lalu, digabungkan dari Kalurahan Tiroyudan dan Kalurahan Selarong. Tentu banyak warisan budaya yang ada di Kalurahan Guwosari ini.
Dalam Materinya, KPH. H. Yudanegara, Ph.D mengatakan mendukung pemerintahan Guwosari untuk nguri-uri kabudayan sebab urusan kebudayaan merupakan salah satu wajah pelaksanaan keistimewaan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Segala potensi kebudayaan di Kalurahan Guwosari hadir dari perjalanan panjang wilayah yang dulu pernah menjadi basis perjuanagn Pangeran Diponegoro dalam melawan penjajah Belanda, Kebudayaan yang hadir untuk memperkuat religius spiritual warga Guwosari dan juga terekspresi seluk beluk kehidupan masyarakat, seperti kesenian, bahasa, dan asitektur pimpinan pemerintahan dan juga iptek.
“Saya berpesan kepada warga masyarakat Kalurahan Guwosari, sebar luaskanlah nilai-nilai lokal, kebudayaan, dan semua potensi kelurahan melalui media digital, ambil manfaat dari penyebarluasan tersebut baik yang berupa penguatan spirit kebudayaan masyarakat, dan juga mengendap pada identitas manusia, maupun manfaat ekonominya bagi warga masyarakat, ”ucapnya.
Selanjutnya Wakil Bupati Bantul Joko B. Purnomo mengatakan, jangan pernah melupakan sejarah. Dahulu disini ada keraton mataram sampai Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, itu adalah pepunden pepunden yang mengayomi Kawulo dalem. Selanjutnya dalam perkembangannya terbentuklah pemerintah Republik Indonesia yang tidak lepas dari peran serta Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
“Maka hari ini kita patut berbangga sebagai kawulo dalem ingkang sinuwun Hamengkubuwono karena Yogyakarta menjadi Daerah Istimewa yang diberikan kekancingan berupa Undang Undang No. 13 tahun 2012,”ucapnya.
Pada rangkaian acara selanjutnya yang dilakukan pada tanggal 27 Oktober 2021 yaitu Upacara Hari Jadi ke-75 Kalurahan Guwosari dihadiri Kepala Dinas Kebudayaan Kab. Bantul Nugroho Eko Setyanto S.Sos, M.M. sebagai inspektur upacara.
Dalam sambutan Bupati Bantul H. Abdul Salim Muslih yang dibacakan oleh Nugroho Eko Setyanto S.Sos, M.M., menjelaskan bahwa Hari Jadi Kalurahan Guwosari ini menjadi momentum untuk melakukan refleksi dengan ketulusan dan kehendak baik untuk perubahan dimasa yang akan datang, dengan mencermati kembali perjalanan yang telah dilewati dan menarik pelajaran berharga, mempertahankan prestasi yang sudah diraih dan mengembangkan segala potensi yang ada. Membangun kalurahan harus memperhatikan segala aspek kehidupan seperti infrastruktur, sumber daya manusia, dan norma yang berlaku pada masyarakat. “Untuk mengembangkan potensi kalurahan, kita tidak boleh melupakan akar budaya dan kita tidak boleh juga menutupi diri dari perkembangan yang terjadi secara cepat dan dinamis ini. Kita harus memiliki paradigma bertindak lokal dan berpikir secara global” jelasnya.
Sebagai penutup acara, dilangsungkan prosesi penyerahan ijazah dan beasiswa untuk siswa-siswi guwosari yang berprestasi sebanyak 13 siswa-siswi.