Berangkat dari kegelisahan terhadap lingkungan hidup di sekitarnya, seorang pemuda asal Kapanewon Sanden bernama Diko Andri Kurniawan (26) mencetuskan inovasi pengolahan sampah plastik menjadi barang bernilai ekonomi. Aneka produk seperti casing hp, tote bag, topi, dompet, aksesoris hingga box organizer diproduksi oleh pria yang akrab disapa Diko ini. Harga produknya pun beragam, dari mulai 35 ribu hingga ratusan ribu rupiah.
Dengan menggunakan branding Sawo Kecik, Diko memiliki harapan karyanya ini dapat membawa kebaikan seperti namanya yang memiliki arti sarwo becik atau serba baik. Berdiri sejak tahun 2020, dirinya mengaku perlahan melakukan diversifikasi produk. Hasil produksinya dipasarkan hingga ke Bali dan kota-kota besar lainnya di Jawa. Selain itu, dirinya juga merambah pasar melalui sosial media seperti Instagram, Facebook, Tiktok, dan beberapa market place.
Bahan baku yang digunakan seperti tas plastik kresek, bekas kemasan plastik, dan tutup botol. Bahan baku tersebut dipasok dari bank sampah di sekitar lingkungan tempat tinggalnya. Sampah yang sudah terseleksi kemudian dilakukan sterilisasi dengan dicuci dan dikeringkan. Setelahnya, sampah diberikan perlakuan sesuai peruntukannya, misalnya yang akan dijadikan case hp, sampah akan dilebur, sementara untuk tas, sampah akan dipotong memanjang, digulung, kemudian di tenun dengan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).
Guna menjalankan usahanya, Diko memberdayakan ibu-ibu disekitar tempat tinggalnya untuk melakukan aktivitas produksi seperti menenun dan menjahit. “Kesulitannya memang untuk mengajari tenaga agar bisa bisa memiliki keterampilan yang dibutuhkan,” tutur Diko. Dirinya mengaku omzet usahanya saat ini ada di angka 5-8 juta setiap bulannya.
Sebagai usaha yang baru berdiri, Sawo Kecik berhasil membawa Diko memperoleh prestasi dan penghargaan hingga tingkat nasional, salah satunya dalam gelaran pemilihan Wirausaha Muda Pemula (WMP) dari Kementerian Pemuda dan Olahraga. Dirinya berhasil masuk jajaran 10 besar untuk kategori industri kreatif.