Belamardika; Gemuruh dari Tipar, Pameran yang Merefleksikan Kontribusi Bibis Masa Juang

Berjuang merebut kemerdekaan tidak melulu harus dilakukan dengan menodongkan bedil di barisan depan medan perang. Membuat dapur umum terus mengepul juga merupakan bagian dari perjuangan yang tak boleh dikesampingkan. Kisah dapur umum yang punya peran krusial kala pejuang menyusun strategi untuk menekuk lutut Belanda, pernah tergambar di salah satu wilayah berbukit di Kabupaten Bantul, Bibis.

Adalah Harjowiyadi, yang pada kisaran 1949 menjabat sebagai salah satu kebayan (kepala dukuh) di Bibis, rela menjadikan tempat kediamannya sebagai dapur umum untuk menyuplai ransum tentara. Kediaman Harjowiyadi yang kini diabadikan sebagai Monumen Bibis, juga merupakan saksi di mana tentara dan rakyat bersatu dalam memukul mundur penjajah.

“Monumen bibis ini jadi saksi disusunnya strategi sebuah peristiwa yang kita kenal dengan Serangan Umum 1 Maret, sekaligus saksi bersatunya tentara dan rakyat. Ini menjadi bukti bahwa persatuan dan kesatuan adalah kunci utama meraih kemerdekaan,” ujar Plt. Kepala Dinas Kebudayaan (Kundha Kabudayan), Slamet Pamuji, saat meneruskan pesan Bupati dalam pembukaan Pameran Belamardika; Gemuruh dari Tipar, di Monumen Bibis, Senin (4/3/2024).

Pameran yang digelar hingga lima hari ke depan ini menggandeng tujuh perupa atau seniman rupa dengan tujuan mengenalkan sejarah kepada masyarakat, khususnya tentang sejarah Serangan Umum 1 Maret. Perupa yang dimaksud adalah Herjaka HS, Ledek Sukadi, Lintang Raditya, Arif Hanung, Rachmad Affandi, Febri Anugerah, dan Diedra Mesayu. 

Selain menampilkan karya seni rupa, dalam Belamardika; Gemuruh dari Tipar, juga menyelenggarakan diskusi sejarah lokal yang dipandu oleh Satya Astu Graha dan Bayu Ananta Wibowo. Kegiatan ini dilaksanakan di hari yang sama dengan pembukaan pameran. Pada hari berikutnya, ada pula Historical Fun Walk yang diikuti 30 peserta. Untuk kegiatan ini, akan dikomando oleh Nanang Setiawan dan Arief Hidayat.

Sementara itu, berdasarkan apa yang disampaikan Kepala Bidang Sejarah, Permuseuman, Sejarah, dan Sastra Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Risaman Supandi, pameran ini juga menjadi wadah edukasi tentang pentingnya sejarah dan budaya bangsa, serta salah satu sarana belajar sejarah yang atraktif dan menghibur.

“Lewat pameran ini, kita ingin menumbuhkan rasa cinta tanah air terhadap sejarah, memberikan edukasi tentang pentingnya sejarah dan budaya bangsa. Selain itu, ini juga menjadi salah satu sarana belajar sejarah yang atraktif dan menghibur,” tuturnya. (Els)

Berbagi:

Pos Terbaru :