Masyarakat dusun Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo, Kapanewon Bambanglipuro, Bantul, tumpah ruah bersama peringati Hari Lahir Pancasila dengan menggelar Merti Wayang Beber Pancasila yang dilangsungkan pada Sabtu (1/6/2204).
Dikatakan oleh pemrakarsa kegiatan sekaligus pemilik Museum Wayang Beber Sekartaji, Indra Suroinggeno, ini merupakan kali kedua kegiatan Merti Wayang Beber Pancasila digelar bersama masyarakat Sumbermulyo.
Ia menjelaskan, tujuan dari kegiatan ini ialah guna membangun jati diri, baik jiwa maupun raga yang berlandaskan Pancasila. Indra mengungkapkan, Merti kali ini sedikit berbeda dengan tahun lalu sebab kali ini pihaknya juga meresmikan kampung Kanutan sebagai pusat pelestarian Bhinneka Tunggal Ika. Indra juga menyebut pada gelaran ini menyatukan perbedaan antara anak muda dari komunitas Katolik dan remaja masjid yang dilebur menjadi remaja Bhinneka.
"Yang fundamental bagi kami ini sekaligus bersama Bapak Bupati kami meresmikan kampung yaitu pusat pelestarian Bhinneka Tunggal Ika, kampung Pancasila," ungkap Indra
Serangkaian kegiatan Merti Wayang Beber Pancasila ini menurut penuturan Indra, dimulai dengan lomba mewarnai wayang beber khusus anak-anak, lalu dilanjutkan dengan ritual wayang beber kemudian dilakukan kirab keliling desa, pembagian seribu bibit tanaman kertas, dan dilanjutkan dengan berbagai macam pentas seni, mulai dari reog, tari-tarian, mocopat hingga sore hari.
Indra juga berharap dari kegiatan Merti Wayang Beber Pancasila, masyarakat Sumbermulyo menjadi Pancasila sebagai napas panjang bagi setiap langkah mereka dan memiliki rasa toleransi tinggi agar tercipta masyarakat yang rukun dan damai.
"Puji Gusti nanti akan kuat segala lini dan terus mawas diri untuk menjaga persatuan Republik Indonesia," jelas Indra.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, yang hadir membuka kegiatan tersebut memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Menurut Bupati, Dusun Kanutan, Kalurahan Sumbermulyo memiliki suatu sistem sosial yang sangat mendukung untuk dibentuk suatu living culture dan living museum. Sebab menurut Bupati, sebuah wilayah yang masyarakatnya beranekaragam itu adalah dusun yang sangat plural di Kabupaten Bantul.
"Dusun ini adalah Kampung Pancasilanya Bantul. Di mana warganya ini memiliki budaya toleransi yang kuat, memiliki apresiasi terhadap budaya sendiri. Maka museum wayang beber Sekartaji ini sangat mendukung terciptanya living culture dan living museum di Kabupaten Bantul," tutur Bupati.
Bupati juga mengatakan bahwa wayang beber adalah sesuatu yang langka. Sebab benda itu sudah tidak ditemukan di tempat lain. Oleh karen itu, Bupati berkeinginan untuk menghidupkan budaya dan merawat keberadaannya, supaya Kabupaten Bantul tidak kehilangan identitasnya sebagai warga Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Supaya kita tidak kehilangan identitas. Sebagai warga Ngayogyakarta Hadiningrat, sebagai warga Kesatuan Republik Indonesia," tegas Bupati. (Fza)