Santripreneur Camp 2024, Dorong Para Santri Miliki Jiwa Berwirausaha

Guna memberikan semangat para santri untuk memiliki jiwa wirausahawan dengan kompetensi yang berdaya saing kuat, pada Jumat sore (12/7/2024) digelar kegiatan Opening Ceremony Santripreneur Camp 2024 yang berlokasi di Kebun Buah Mangunan, Imogiri, Bantul. Kegiatan ini merupakan pelatihan kewirausahaan berbentuk camping dan wisata alam yang bertujuan untuk melatih jiwa kewirausahaan santri di Indonesia. Sejak dimulai pada 2019 lalu, Santripreneur Camp berfokus pada program pelatihan leadership, entrepreneurship dan digital marketing. 

Pendiri sekaligus Ketua Dewan Pembina Santripreneur Indonesia, Ahmad Sugeng Utomo dalam sambutannya menekankan pentingnya membuka pikiran (open mindset) para peserta Santripreneur Camp terhadap dunia entrepreneurship. Tujuan utamanya adalah untuk membekali mereka menjadi entrepreneur yang tidak hanya sukses secara finansial, tetapi juga mampu membawa kebahagiaan dan kesejahteraan bagi diri sendiri, keluarga, dan bangsa.

"Agar bagaimana menjadi entrepreneur yang bisa membawa kebahagian, kesejahteraan bagi diri, keluarga dan bangsanya. Mendapatkan trik-trik khusus menjadi santripreneur sejati. Habbit adalah suatu kunci. Ikuti santripreneur camp ini dengan seksama," ungkap Ahmad.

Lebih lanjut, ia berharap agar peserta Santripreneur Camp dapat mengikuti acara ini dengan seksama, memperoleh pengetahuan yang tidak hanya berharga, tetapi juga praktis dalam mewujudkan visi mereka sebagai seorang entrepreneur.

Sementara itu, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengapresiasi kegiatan ini. Beliau menyoroti bahwa agama mewajibkan umatnya untuk bekerja mencari nafkah, menjelaskan bahwa konsep pesantren sebenarnya telah mendorong penerapan entrepreneurship sejak lama. Contoh yang diberikan adalah Nabi Muhammad SAW, yang tidak hanya seorang nabi dan rasul, tetapi juga seorang pedagang yang sukses.

"Jangan salah persepsi tentang zuhud. Konsep pesantren terhadap entrepreneurship telah diterapkan oleh para ulama, contoh terbaik kita Nabi Muhammad juga berdagang, santri harus terus berpikir bagaimana mengamalkan agama di bidang entrepreneurship," tutur Bupati.

Bupati menambahkan bahwa santri harus terus berpikir bagaimana mengamalkan agama dalam bidang entrepreneurship. Peran Santripreneur dalam masyarakat pun dipertegas, bahwa menjadi "saleh" tidak hanya dalam artian ritual, tetapi juga dalam arti sosial dan finansial. Menurut Bupati, menjadi entrepreneur adalah sebuah perjuangan yang tidak mudah, tetapi jika niatnya baik dan dilandasi dengan tekad untuk kemandirian dan kebaikan umat, maka menjadi seorang wirausaha dapat dijadikan sebagai ibadah yang berkelanjutan.

"Santri tidak hanya saleh secara ritual namun juga saleh secara sosial dan finansial. Maka disini pentingnya santripreneur terus dibangun agar para santri memiliki kelengkapan peran ditengah masyarakat, kemandirian agar tidak tamak. Menjadi entrepreneur tidak mudah, niatkanlah menjadi seorang wirausaha pengusaha itu sebagai ibadah asal niatnya baik untuk kebaikan kemandirian amal saleh amal jariyah. Jangan pernah ragu untuk memulai berwirausaha," pungkasnya. 

Peserta Santripreneur Camp didorong untuk tidak ragu dalam memulai perjalanan berwirausaha mereka. Santripreneur Camp diharapkan sebagai wadah untuk menggali potensi entrepreneurship para santri, membangun kepercayaan diri, kemandirian, serta semangat untuk berkontribusi bagi kemajuan bangsa. (Fza)

Berbagi:

Pos Terbaru :