Peningkatan budaya literasi merupakan fondasi yang penting untuk pembangunan berkelanjutan. Menyadari hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Bantul membangun gedung perpustakaan baru yang lebih mumpuni dibanding gedung lama.
Gedung perpustakaan lama yang sebelumnya terletak di Jalan Jendral Sudirman kini bergeser ke jantung kota, tepatnya di Jalan Gajah Mada Nomor 1. Dipilihnya lokasi ini karena sebagaimana yang dituturkan Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, saat meresmikan gedung perpustakaan baru pada Kamis (30/1/2024), perpustakaan yang baru ini merupakan simbol bangkitnya ilmu pengetahuan di Bantul.
“Kita ingin perpustakaan ini simbol bangkitnya ilmu pengetahuan di Bantul. Ini adalah semangat kita bahwa kita harus kembali ke ilmu pengetahuan. Karena itu, fasilitas membaca harus dibikin yang bagus agar minat baca masyarakat kita meningkat. Terutama anak-anak,” ujar Halim.
Dibangun dengan bantuan dana alokasi khusus sebesar 10 miliar rupiah, lokasi gedung perpustakaan ini lebih strategis. Luas bangunan dan fasilitasnya pun lebih lengkap. Berbentuk limasan dengan ornamen perpustakaan dan unsur budaya Daerah Istimewa Yogyakarta, gedung ini masih akan disempurnakan secara bertahap.
Sembari menunggu penyempurnaan gedung, masyarakat sudah dapat mengakses perpustakaan setiap hari Senin hingga Jumat mulai pukul 08.00 - 12.00 WIB. Kendati demikian, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Bantul, Sukrisna, menyatakan bahwa ke depan, perpustakaan ini rencananya akan dibuka setiap hari dengan tambahan jam operasional agar masyarakat lebih leluasa menikmati fasilitas yang ada.
“Sementara ini memang baru buka dari Senin sampai Jumat. Tapi nanti secara bertahap akan kami buka setiap hari, Senin sampai Minggu ya. Karena kan kadang-kadang waktu luangnya justru di akhir pekan. Ke depan juga nanti di sini akan dibangun studio mini,” ucap Sukrisna.
Gedung perpustakaan baru di Kabupaten Bantul juga mengusung semangat inklusif. Di lantai satu, pengunjung dapat menikmati koleksi bacaan anak, ruang baca anak, hingga kantin. Tak jauh dari ruang baca, terdapat playground dan ruang laktasi yang bersebelahan dengan musala.
Gedung ini juga dilengkapi dengan lift yang bisa membawa pengunjung hingga ke lantai tiga. Di lantai dua, terdapat berbagai koleksi bacaan umum. Lalu di lantai tiga, terdapat koleksi skripsi. Terakhir, pengunjung bisa menikmati rooftop di puncak gedung. Terkait koleksi bacaan, saat ini terdapat 127.387 koleksi pustaka cetak dan 2.758 pustaka digital. Di antara koleksi tersebut, terdapat koleksi dalam huruf braille untuk tuna netra. (Els)