Prisma (5), siswi TK RA Masyithoh Kalisoka, Pajangan, terlihat serius menggunting kardus dan sedotan warna-warni. Di depannya, nampak pula sekotak krayon, lem, dan kertas bekas. Perkakas ini hendak ia gunakan untuk membuat wayang orang dalam kompetisi kreasi dolanan atau mainan tradisional dari barang bekas dalam Semarak PAUD Bantul yang diselenggarakan di Rumah Dinas Bupati, Rabu (14/5/2025).
Selain Prisma, ada puluhan anak lain yang mengikuti lomba kreasi dolanan anak dari barang bekas. Beberapa diantaranya mencoba membuat pesawat dari botol bekas, dakon atau congklak, hingga kincir angin.
Tak hanya itu, dalam Semarak PAUD tahun ini, ada pula lomba kreasi makanan khas Bantul dari plastisin. Di tangan anak-anak PAUD perwakilan dari kapanewon se-Kabupaten Bantul ini, plastisin-plastisin warna-warni disulap bak kudapan sungguhan seperti mie pentil, cenil, sate klathak, gethuk, dan jenis makanan lainnya.
Lomba lain yang digelar adalah lomba menggambar dengan tema Budaya Bantul di sekitarnya dan lomba bertutur dalam Bahasa Jawa. Khusus lomba bertutur dalam Bahasa Jawa, peserta merupakan pendidik PAUD yang masih aktif dan terdaftar di dapodik. Dalam kegiatan ini, juga dilaksanakan peluncuran buku Panduan Deep Learning Khas Kejogjaan untuk Pendidikan Anak Usia Dini. Judul buku ini selaras dengan tema yang diambil dalam Semarak PAUD Bantul 2025.
Ibu PAUD Kabupaten Bantul, Emi Masruroh Halim, mengatakan, tema Deep Learning Khas Kejogjaan untuk Membentuk Karakter Anak Usia Dini dipilih dengan harapan anak-anak usia dini di Kabupaten Bantul dapat memahami dan melaksanakan karakter khas Kejogjaan di kesehariannya.
“Semarak PAUD ini adalah apresiasi untuk anak-anak PAUD di Kabupaten Bantul atas prestasi yang mereka dapatkan. Lalu tema tahun ini, ini agar anak-anak usia dini di Kabupaten Bantul dapat memahami dan melaksanakan karakter khas Kejogjaan di kesehariannya,” ujarnya.
Senada dengan hal tersebut, Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, berujar bahwa pembentukan karakter dalam pendidikan anak usia dini sangat penting mengingat usia ini sering disebut sebagai masa emas. Terlebih, menyiapkan pendidikan anak usia dini secara matang juga mendorong terwujudnya generasi Indonesia Emas 2045.
“Pemerintah Kabupaten Bantul memang menekankan pentingnya pendidikan anak usia dini Dan salah satu unsur pentingnya memang pendidikan karakter karena ini fondasi utama untuk membentuk generasi Bantul yang cakap serta mendorong terwujudnya generasi Indonesia Emas 2045,” tutur Aris. (Els)