Festival Kuliner Mataram 2025 Resmi Dibuka: Angkat Warisan Kuliner, Perkuat Identitas Lokal

Festival Kuliner Mataram 2025 resmi dibuka hari ini, Sabtu (26/7/2025), di Kawasan Pantai Baru, Srandakan, Kabupaten Bantul. Festival yang berlangsung selama dua hari, 26–27 Juli 2025 ini, merupakan penyelenggaraan yang kedua kalinya setelah sukses digelar pertama kali pada tahun 2024. Festival tahun ini menghadirkan 52 tenant, dengan lebih dari 70 jenis makanan tradisional dan 15 jenis minuman khas, yang dikemas secara menarik dan edukatif. 
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul, Saryadi, Selaku Ketua Penyelenggara Festival Kuliner Mataram menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk mempromosikan dan melestarikan warisan budaya tak benda, khususnya kuliner tradisional khas Mataram. 
“Beberapa kuliner yang kami tampilkan di festival ini bahkan telah mendapatkan pengakuan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. Harapannya, warisan kuliner nenek moyang ini tetap dikenal dan digemari oleh generasi penerus kita,” ujarnya.
Menurutnya, pelestarian kuliner tidak bisa dilepaskan dari aspek pasar. “Jika tidak ada lagi yang menyukai, maka warisan budaya ini berisiko punah. Oleh karena itu, kami membawa kuliner tradisional ke lokasi wisata, supaya menjadi daya tarik tersendiri. Mulai dari makanan ringan hingga berat, serta berbagai minuman tradisional, semua kami hadirkan.”
Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya acara ini. Aris mengatakan kuliner adalah bagian penting dari identitas daerah.
“Atas nama Pemerintah Kabupaten Bantul, saya memberikan apresiasi tinggi untuk kegiatan ini. Makanan bukan hanya soal rasa, tetapi juga menyimpan cerita, sejarah, dan kearifan lokal. Kuliner Mataram adalah warisan yang patut kita banggakan. Festival ini bukan sekadar ajang kuliner, tetapi juga bentuk nyata pelestarian budaya dan penguatan identitas lokal melalui cita rasa.” ungkapnya.
Aris menambahkan, Kabupaten Bantul sendiri dikenal memiliki beragam potensi wisata, mulai dari keindahan alam, kekayaan budaya, hingga kuliner tradisional. “Festival ini menjadi sinergi penting antara pelestarian budaya dan promosi pariwisata, khususnya di wilayah pantai selatan Bantul,” tutupnya. (syf)

Berbagi:

Pos Terbaru :