Bantul Creative Carnival (BCC), yang merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-194 Kabupaten Bantul, untuk pertama kalinya digelar pada malam hari, Sabtu (3/8/2025). Antusiasme masyarakat sangat tinggi, terbukti dari ribuan warga yang telah memadati sepanjang jalan protokol Bantul sejak sore hari.
Karnaval dimulai dari perempatan Klodran dan berakhir di perempatan Sumuran, Gose. Sebanyak 32 kontingen menampilkan beragam kreativitas dan ide yang mencerminkan kekayaan budaya lokal. Arak-arakan diawali oleh penampilan Marching Band UMY, disusul iring-iringan Bupati, Wakil Bupati, dan jajaran Pemerintah Kabupaten Bantul menuju panggung utama di kawasan Pasar Bantul.
Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, mengungkapkan harapannya agar kegiatan ini menjadi wadah bagi masyarakat untuk mengekspresikan dan mengembangkan kreativitas.
“Seperti kita ketahui, Bantul merupakan gudangnya orang-orang kreatif. Banyak seniman dan karya seni, termasuk kerajinan, berasal dari sini. Semua itu lahir dari ide-ide kreatif, inovatif, dan tangan-tangan hebat warga Bantul,” ujar Bupati.
Menurut Halim, antusiasme masyarakat terhadap karnaval ini sangat besar, bahkan jumlah peserta sebenarnya bisa lebih banyak.
“Sudah kami batasi agar tidak terlalu panjang. Kalau tidak dibatasi, bisa sampai 50 kontingen dan selesai hingga subuh,” ucapnya.
Ia menilai tingginya partisipasi ini mencerminkan karakter masyarakat Bantul yang guyub dan rukun.
"Masyarakat Bantul itu maunya selalu bersama. Ini karakter satria kita: golong gilig. Kalau bersatu, banyak persoalan bisa kita atasi,” tambahnya.
Lebih dari sekadar pertunjukan, Bupati menyebut karnaval ini sebagai simbol kebersamaan sekaligus representasi potensi sosial yang layak dikembangkan. Selain itu, BCC juga menjadi bagian dari upaya mendukung Kabupaten Bantul menuju penetapan sebagai Kota Kreatif Dunia versi UNESCO Creative Cities Network (UCCN).
Halim juga menyoroti kualitas karya yang ditampilkan. Menurutnya, setiap kontingen berhasil menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi dan sejalan dengan posisi Bantul sebagai nominator Kota Kreatif UNESCO dalam kategori Craft and Folk Art.
"UNESCO butuh bukti. Ini salah satu buktinya. Tarian-tarian yang ditampilkan adalah bentuk folk art—seni rakyat, budaya yang sudah mengakar di Bantul,” jelasnya.
Karnaval ini juga dilombakan dalam beberapa kategori, yakni juara umum, serta kategori Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Kapanewon, masing-masing dengan peringkat Juara I, II, III, serta Harapan I dan II. (Fza)