Pemerintah Kabupaten Bantul menggelar Apel Kesiapsiagaan Bencana pada Minggu (23/11/2025) di Lapangan Trirenggo. Dalam kesempatan ini, Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih, menyoroti paradigma baru tentang penanggulangan bencana di hadapan seluruh unsur tanggap bencana seperti BPBD hingga komunitas relawan.
“Dari yang bersifat responsif menjadi preventif. Dari yang bersifat sektoral menjadi multisektoral. Dari yang bersifat inisiatif pemerintah, menjadi tanggung jawab bersama,” beber Halim.
Paradigma tersebut, seperti yang diimbuhkan Halim, merupakan upaya untuk memastikan bahwa pengurangan risiko atau mitigasi bencana merupakan prioritas yang tak bisa ditawar. Semua unsur tanggap bencana harus mampu mengidentifikasi bencana dan meningkatkan peringatan dini, meminimalisir faktor-faktor risiko yang dapat menimbulkan bencana, serta memperkuat kesiapsiagaan dan ketangguhan dalam penanggulangan bencana.
“Kita juga harus cerdas dan inovatif dalam membangun dan menciptakan budaya keselamatan dan ketahanan di semua tingkatan,” imbuh Halim.
Apel siaga kali ini, selain melaksanakan tindak lanjut Surat Edaran Mendagri Nomor 300.2.8/9333/SJ tentang kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana hidrometeorologi, juga bentuk kesadaran Bantul sebagai wilayah dengan banyak potensi bencana. Sebab di luar apel pun, sejatinya Bantul senantiasa awas dan bersiaga terhadap kemungkinan-kemungkinan bencana yang akan terjadi.
“Ya seperti yang baru saja terjadi kemarin, ada beberapa kejadian longsor di Imogiri dan Dlingo. Maka kami tetapkan masa tanggap darurat bencana sejak 21 November sampai 5 Desember 2025. Kalau nanti ternyata dalam kurun waktu 14 hari tersebut dirasa belum cukup, kita perpanjang lagi,” tutur Halim.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bantul, Mujahid Amirudin, dalam apel kali ini, para relawan juga melaksanakan uji ketangkasan. Harapannya, tidak hanya peralatan kebencanaan saja yang berfungsi dengan baik, namun teknis dan operasional di lapangan oleh relawan juga dapat dilakukan dengan baik.
“Di apel ini, kita pastikan alat-alat kita ready, layak pakai. Ada uji ketangkasan untuk relawan juga karena biar bagaimana pun, teknis di lapangan ada di tangan mereka. Alat siap, SDM juga siap,” terang Mujahid.
Sebagai pamungkas, baik Halim maupun Mujahid sama-sama berharap bahwa Bantul dapat mewujudkan ketangguhan dalam menghadapi bencana serta dapat memberikan rasa aman dan nyaman kepada masyarakat secara umum. (Els)





