Hal ini disampaikan oleh Kepala DPKAD Kab Bantul Drs.Abu Dzarin,MSi pada sambutannya di kunjungan kerja dari Pemkab Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan pada hari Selasa (29/06) di Pendopo Parasamya.
Dalam rangka menggali pengalaman dalam proses tata kelola pemerintahan, jajaran eksekutif Pemkab Hulu Sungai Selatan datang ke Kab Bantul disambut oleh Drs.Abu Dzarin,MSi mewakili Bupati Bantul. Pimpinan rombongan yang langsung dipimpin oleh Sekda Hulu Sungai Selatan Drs.H.Ahmad Fikry,MAP menyampaikan maksud dan tujuan rombongan ke Kab Bantul.
Kami datang ke Bantul adalah untuk menggali pengalaman dalam pengelolaan pemerintahan, di antaranya mengenai pengelolaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pengelolaan PBB dan Asset Daerah, pengelolaan dana masuk/stimulan ke Bantul, kesiapan regulasi tindak lanjut terbitnya UU No.28 Th 2009 tentang Pengelolaan Pajak, serta ingin tahu pengelolaan model dan desa binaan di Bantul.katanya.
Tanggapan Drs.Abu Dzarin,MSi mengenai hal tersebut, sumber dana selain dari pendapatan daerah juga dana ADD, ada dana stimulan yang akan digunakan untuk kelangsungan pemerintahan Bantul. Selain dana rutin sebesar Rp 50.000.000 per tahun dari Propinsi, dana mendesak dari Propinsi juga bisa diperoleh dengan mengajukan proposal sebelumnya. Kemudian dana yang sudah siap itu dialokasikan sesuai rencana anggaran belanja, untuk pos kegiatan kemasyarakatan, dianggarkan sebesar Rp 60 milliar per tahun. Dana itu digunakan untung dana social, dana pendidikan, dana kesehatan serta dana kemasyarakatan ,jelasnya.
Berkaitan dengan dengan UU No.28 than 2009 mengenai Pengelolaan Pajak, katanya,sudah ada pembahasan dengan Dewan Legislatif untuk menindaklanjuti UU tersebut dengan menerbitkan Perda tentang hal tersebut. Dan sudah ada program magang bagi pegawai Bantul di Kantor Pelayanan Pajak Pratama untuk belajar ilmu dan operasional pengelolaan pajak.
Pengelolaan asset daerah di Bantul, sudah ada proses penilaian asset daerah yaitu sudah dilakukan pendataan dan mengiventarisir asset. Penilaian asset diperbaharui setelah terjadi bencana gempa bumi, yang mana jumlah dan macam asset berubah. (dewi humas)