Rombongan dari Bantul yang berjumlah dua puluh lima orang tersebut diterima oleh Wakil Bupati Sleman Hj.Yuni Satya Rahayu. SS. M Hum. Dalam sambutannya menyampaikan terima kasihnya kepada Panitia HI Kabupaten Bantul yang telah memberikan perhatiannya yang cukup besar. Dari perhatian tersebut diharapkan dapat lebih membangkitkan semangat aparat maupun warga Sleman terutama yang terkena dampak erupsi merapi dalam membangun desanya. "Saat ini Pemerintah Kabupaten Sleman baru mempersiapkan pembangunan selter bagi warga yang kehilangan tempat tinggalnya. Setiap KK akan kami beri selter ukuran 6x6, nantinya setiap kelompok selter terdapat TK, SD, kelompok ternak dan kelompok petani tambak ikan." terangnya.
Pada kesempatan tersebut salah satu pengungsi yang juga merupakan anggota Tagana atau relawan Sri Rahayu (40th) mengisahkan detik-detik terjadinya terjangan awam panas gunung merapi yang meluluh lantakkan enam dusun dari sepuluh dusun yang ada di Desa Glagahharjo. Awan panas itupun memisahkan dia dengan anak laki-lakinya yang saat itu berada di salah satu pos logistik yang dianggap sangat aman dari terjangan awan panas. Namun diluar dugaan, pos logistik beserta petuas dan bersama enam dusun tersebut pada Kamis malam (5/11) dalam waktu sekejab berubah menjadi lautan pasir dan batu, hingga tak ada bangunan maupun pepohonan sedikitpun yang tersisa, semua terkubur oleh material merapi.
Usai penyerahan bantuan rombongan dari Bantul melanjutkan perjalanan menuju Desa Glagah Harjo untuk meninjau tempat kegiatan P2WKSS dan sisa-sisa kampung yang sudah tak dapat dikenali lagi. (Sit)