Menurut Akond Mohammad Rafiqul Islam, "maksud kedatangan kami datang ke kota Bantul adalah untuk mempelajari microfinance dan pengembangan UMKM Dari lembaga keuangan Bank BRI memberi referensi kepada kami untuk studi banding ke kabupaten Bantul mengenai pengembangan UMKM dan pembiayaan yang dikucurkan kepada usaha mikro. Untuk itu, kami berharap bisa mendapat penjelasan yang mendukung tentang hal tersebut, selanjutnya akan kami pelajari dan gunakan di PKSF Bangladesh."
Menanggapi tamu dari PKSF Bangladesh tersebut, Kepala Disperindagkop Drs.Tri Saktiyana,M.Si menjelaskan, "kebijakan tentang UMKM di Bantul sudah diciptakan agar UMKM bisa diatur dan dikelola dengan baik. Masyarakat Bantul dominan sebagai petani dan pengrajin. Untuk mendukung usaha masyarakat tersebut, Pemkab Bantul memberi wadah UMKM. Melalui UMKM diberi fasilitas dan kemudahan untuk mengembangkan usahanya. Pengembangan UMKM juga didukung oleh pemberian modal usaha. Di Bantul sudah ada beberapa lembaga keuangan yang bisa memberikan pinjaman untuk tambahan modal usaha. Bagi UMKM akan diberikan pinjaman dengan bunga sangat kecil."
Lembaga-lembaga keuangan pemberi pinjaman modal yang ada di Bantul di antaranya adalah Bank BRI, BPD, Bank Pasar Bantul, serta beberapa Koperasi. Pemkab Bantul sebagai pemegang saham di Bank dan beberpa kopersi di Bantul, selanjutnya dana akan dipinjamkan kepada pelaku usaha. Dari lembaga tersebut masyarakat pelaku UMKM bisa mendapat pinjaman modal untuk mendirikan dan mengembangkan usahanya.
"Selain pemberian fasilitas pinjaman, dalam pengembangan UMKM juga disalurkan subsidi dana dari elemen lain, kursus dan pelatihan dan lain-lain. Keberhasilan UMKM juga didukung oleh keuletan, semangat dan kreativitas masyarakat Bantul,"jelas Tri Saktiyana.
Selanjutnya delegasi dari PKSF Bangladesh tersebut, melihat jalannya usaha/UMKM yang ada di Bantul, yaitu ke Desa Wisata Manding (Pengrajin Kulit Manding) dan Pasar Seni Gabusan (Pusat Hasil Kerajinan Bantul) . (dew)