DISKOMFEST merupakan festival kreatif dua tahun sekali yang diinisiasi mahasiswa Desain Komunikasi Visual, Institut Seni Indonesia Yogyakarta sejak tahun 2004. Setiap tahunnya, Diskomfest mengusung isu - isu yang tengah relevan pada tahun tersebut, baik berupa desain komunikasi visual, pendidikan, budaya, kesehatan, sosial, maupun literasi. Diskomfest memberikan ruang apresiasi, kolaborasi, dan edukasi bagi insan kreatif dari berbagai kalangan dengan menjadi wadah masyarakat untuk tidak hanya sekedar menikmati karya, namun juga meningkatkan kesadaran terhadap isu yang diangkat.
Embrio utama dari festival ini adalah energi bersenang-senang yang diarahkan ke berbagai kegiatan seperti pameran, live performance, workshop, talkshow dan hal-hal produktif lainnya. Ini menjadikan Diskomfest sebagai kesempatan bagi pelaku desain untuk berkolaborasi bersama delegasi dari sejumlah kampus lain, para ahli dalam bidang yang relevan, pelaku industri, hingga sejumlah lapisan masyarakat umum. Melalui Diskomfest, mahasiswa dapat berkontribusi kepada masyarakat lewat kegiatan-kegiatan kolaboratif yang bernilai solutif, inovatif dan bermanfaat.
Sebagai festival kreatif, Diskomfest tidak hanya menampilkan karya, tetapi juga menghadirkan kolaborasi lintas bidang dalam setiap rangkaian acaranya. Terjadi sinergi yang kaya akan perspektif dan pengalaman berkat kerja sama yang dilakukan oleh delegasi dari berbagai perguruan tinggi, pakar di bidang tersebut, pelaku industri, maupun masyarakat umum. Diskomfest hadir sebagai titik temu strategis antara insan desain dan kelompok masyarakat lainnya. Mahasiswa melakukan festival ini untuk merayakan disiplin Desain Komunikasi Visual (DKV) dan menciptakan solusi inovatif, kreatif, dan berdampak sosial. Oleh karena itu, Diskomfest menjadi tempat yang memungkinkan orang bekerja sama, bertukar ide, dan memberikan kontribusi yang berkelanjutan.
Pada tahun 2025, kegiatan Diskomfest menginjak tahun ke-9 kalinya festival kreatif ini diselenggarakan. Diskomfest 9 akan berlangsung pada 21 - 23 November 2025 dan bertempat di Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Diskomfest 9 diharapkan dapat menjadi ajang penting bagi semua mahasiswa desain, praktisi desain, pelajar, maupun masyarakat umum untuk menunjukan kreativitas mereka.
Tema DISKOMFEST 9 : “Re-kreasi”
Diskomfest 9 mengambil tema “Re-kreasi”, yang merupakan ajakan untuk menciptakan kembali sebuah karya melalui empati. Saat ini, banyak yang kurang menerapkan proses empathize (empati) dalam berkarya, padahal, proses ini adalah tahap awal dalam mendesain. Desain yang seringkali dipandang sebagai produk akhir, alih-alih proses panjang yang menuntut pemahaman. Banyak mahasiswa desain yang kerap terjebak di zona nyaman dan jarang menantang diri untuk bereksplorasi, sehingga, desain beresiko hanya menjadi ekspresi visual tanpa makna dan tanpa fungsi sosial yang seharusnya dimiliki. Jika proses empathize diterapkan secara maksimal, risiko ketidaksesuaian fungsi ini dapat diminimalisir.
Oleh karena itu, isu utama tema ini berpusat pada literasi desain, yakni kemampuan menciptakan karya dengan cara komunikatif dan kreatif. Bukan hanya visual yang menarik, tetapi juga memahami manusia, brief, makna, fungsi, konteks, dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Lewat hal ini, Diskomfest 9 hadir untuk memantik kesadaran para pelaku desain komunikasi visual akan pentingnya empati dalam meningkatkan kualitas karya. Untuk memproduksi desain yang baik, pelaku desain perlu untuk mengenal sebuah desain dengan tepat. Mengenal, bukan sebatas proyeksi selerasa visual.
Diskomfest 9 diselenggarakan untuk menciptakan ruang di mana pelaku desain komunikasi visual dapat merasakan dampak dari pentingnya penerapan proses empathize dalam sebuah desain, mengeksplorasi ide-ide kreatif tanpa melewatkan proses empathize, dan berdiskusi sekaligus berkolaborasi dengan pelaku desain lain. Embrio utama dari festival Diskomfest adalah energi bersenang-senang yang diarahkan ke berbagai kegiatan seperti pameran, live performance, workshop, talkshow dan hal-hal produktif lainnya, sehingga, Diskomfest 9 membuka ruang-ruang baru untuk belajar sambil bermain, mendalami sambil merayakan, “Re-kreasi” sambil “Rekreasi”.
Dari tema yang diangkat, Diskomfest 9 memiliki tagline #MariMeresapi yang menjadi sebuah pengingat, pengiring, sekaligus saksi dalam setiap langkah desainer. Bukan sekedar membuat, tetapi harus bisa meresapi makna, tujuan, maupun dampak dari setiap keputusan desain untuk menghasilkan sebuah karya yang berfungsi dengan baik. Diskomfest 9 diharapkan dapat menjadi percikan api yang menguatkan empati pelaku desain untuk diteruskan ke tahap-tahap selanjutnya.
Pentas Musik - Diskomfest
Pada umumnya, pameran mahasiswa di Yogyakarta sering diasosiasikan masyarakat dengan adanya rangkaian Pentas Musik. Untuk itu, Diskomfest 9 juga turut menghadirkan rangkaian Pentas Musik yang diselenggarakan selama tiga hari acara dengan nilai tawar yang berbeda di tiap harinya. Dalam rangkaian Pentas Musik ini, Diskomfest 9 menghadirkan band-band lintas generasi, lintas kota, bahkan lintas prodi yang siap menjadi sarana rekreasi bagi para pengunjung.
Panggung Bidang Awal
Dalam berkreasi visual, bidang merupakan komponen yang terbentuk pasca titik dan garis. Bidang merupakan tahapan akhir dari bentuk dasar visual, namun merupakan pijakan awal dari kreasi lain. Dalam panggung Bidang Awal ini, Diskomfest 9 menampilkan 5 band dari ISI Yogyakarta yang telah membidang melalui musik yang dibawakan. Mereka yang telah menorehkan titik, menarik garis dan membentuk bidang pasti untuk pijakan awal bagi band-band selanjutnya. Menampilkan FSTVLST, Mamahima, dan bidang-bidang lain yang akan mengisi panggung bidang awal.
Panggung Garis temu
Garis merupakan elemen penting dalam kreasi visual. Dalam tarikannya termuat titik-titik yang tak terhitung jumlahnya, sehingga dapat membentuk bidang yang menjanjikan. Dalam panggung Garis Temu ini, Diskomfest 9 menampilkan 7 band dari delegasi. Band-band ini menarik garis yang memuat titik-titik cerita, mulai dari tempat asal mereka menuju Sewon, yang akhirnya membentuk bidang dalam pentas musik nanti. Menampilkan The Skit, The Peal, The Kontri, Kenrock, Telkom Riot, Kenrock, dan garis-garis lain yang akan mengisi panggung garis temu.
Panggung Titik lanjut
Titik adalah inti, awal dari segalanya, dan embrio kreasi visual. Setelah titik awal itu tertorehkan, maka melanjutkan titik tersebut adalah upaya paling mutakhir dalam berkreasi. Dalam panggung Titik Lanjut ini, Diskomfest 9 menampilkan 5 band segar dari ISI Yogyakarta. Band-band ini merupakan wajah sewon hari ini, dimana mereka berdiri tepat di sebuah titik keberlanjutan dan titik segar yang kelak dalam perjalanannya kan menjadi garis maupun bidang. Menampilkan Foolboots, Ereksi Abadi, dan titik-titik lain yang akan mengisi panggung titik lanjut.






