Dengan diadakanya sosialisasi dan pelatihan cara pembuatan biopori oleh tim pengajar dari Institut Sains dan Teknologi AKPRIND ini diharapkan masyarakat bisa membuat dan menggunakan peresapan air secara biopori, yaitu dengan membuat lubang resapan biopori dalam tanah dengan sampah organik untuk memicu terbentuknya biopori.
Biopori adalah pori-pori berbentuk lubang (terowongan kecil) yang dibuat oleh aktivitas fauna/organisme tanah atau akar tanaman, yang bisa berfungsi menyerap air terutama sir hujan yang mengalir sehingga dapat menjadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan sekitarnya serta membantu proses perubahan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai sebagai pupuk.
"Lubang resapan biopori (LRB) bisa dibuat dimana saja, baik di dalam tanah langsung, di bawah tanah berkonblok ataupun di bawah saluran air. Pembuatan LRB ini sederhana, dan bisa dibuat dengan mudah. Hasilnya juga sangat menguntungkan untuk meningkatkan kadar humus dan menyuburkan tanaman,"kata Tiwi Yul pembicara dari AKPRIND.
Selanjutnya dalam pelatihan daur ulang sampah, dengan contoh desa Badegan, Bantul yang merupakan kampung yang menggunakan sampah anorganik untuk didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat. Dengan disosialisasikan daur ulang sampah tersebut, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam pemanfaatan sampah anorganik, serta bisa menciptakan lapangan pekerjaan dan menambah pendapatan masyarakat. (dew)