Saat ditemui di kantor desa Kamis (15/03), Mujono menjelaskan bahwa kurang terlalu menguntungkan jika dalam satu wilayah administrasi desa, terdapat beberapa desa wisata. Promosi yang bersifat parsial antar beberapa desa wisata dalam satu wilayah, tidak membantu mendorong seluruh potensi desa yang dimiliki. Dalam satu kesatuan yang terintegrasikan, seluruh potensi yang ada dapat dipromosikan bersama dan diarahkan sesuai potensi yang ada pada masing-masing pedusunan. Dengan demikian akan banyak anggota masyarakat yang bisa merasakan dampak positif dari adanya konsep desa wisata.
Ide orisinil yang berasal dari masyarakat desa Trimulyo sendiri, dirumuskan oleh panitia desa wisata tingkat desa yang diketuai Ir. Joko Kuntoro yang berbetulan adalah pegawai dinas kebudayaan dan pariwisata propinsi DIY bidang pemasaran. Pemikiran tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk site plan yang disusun oleh konsultan PT. Kertagana. Menurut Tukijan Kabag Ekbang desa Trimulyo, sejak tahun 2009 sampai target 10 tahun yang akan dating, setiap tahunnya pemerintah desa menganggarkan dalam APBDes, dana pembangunan desa wisata antara Rp. 80 100 juta. Ketika berkunjung ke bukit Permuni di dusun Blawong I, terlihat komplek tersebut sedang ditata. Perbukitannya diratakan dan dibuat jalan masuk kearah gua pemuni dan areal bumi perkemahan.
Gua Permuni yang jernih dan sejuk terbentuk oleh tangan manusia puluhan tahun yang lalu. Dari legenda turun temurun, disinilah Sultan Agung mengadakan perjumlaan dengan Ratu Kidul bila ada permintaan yang akan disampaikan. Mitos tersebut cvukup diyakini dengan adanya beberapa situs peninggalan sejarah seperti : mitos watu amben, watu panah, watu paying, jaran sembrani, petilasan mani tetes. Selain potensi situs sejarah, di sini juga terdapat areal perkemahan yang luasnya mencapai 3,9 ha dan akan pula dibangun flying fox. Potensi kerajinan yang perak dan bordir terdapat juga di dusun Blawong I ini.
Rencana pengembangan desa wisata Trimulyo sesuai site plan yang ada, yakni dengan akan dibangunnya kolam renang anak-anak dan waterboom serta arena permainan gokar di dusun Blawong II yang telah memiliki potensi kerajinan konveksi, bordir dan payet. Selain itu, akan dibangun pula kebuh buah di dusun Sindet yang telah memiliki potensi kerajinan dari kaca. Sedangkan untuk mendukung pengembangan batik nitik sari dan topeng di dusun Kembangsongo, akan dibangun sebuah pasar tradisional. Dermaga susur kali Opak di dusun Bembem akan dikembangkan dengan arena bermain anak-anak, artshop dan jembatan gantung bamboo runcing.
Dengan pendanaan hanya melalui APBDes, baik Mujono maupun Tukijan merasa masih akan sulit mencapai target yang telah dicanangkan. Untuk itu panitia desa wisata berupaya untuk mengajukan proposal bantuan baik kepada Pemkab Bantul, Pemprop DIY maupun ke Kementrian Pariwisata. Pada akhir perbincangan kami, Mujono mengatakan bahwa ia cukup yakin dengan konsep desa wisata Trimulyo yang dikembangkan dalam 6 zona wisata dusun dengan potensinya masing-masing. Lebih lanjut tentang desa wisata Trimulyo dapat dijuga dibaca pada profil desa wisata situs bantulbiz.com. (Y/F)