Peringatan Hari Ibu Ke-84 di Bantul Dihadiri oleh 23 Organisasi Wanita.

Peringatan Hari Ibu ke-84 Kabupaten Bantul Tahun 2012 di hadiri oleh perwakilan Gabungan Organisasi Wanita (GOW) yang terdiri dari 23 organisasi se Kabupaten Bantul.

Hal tersebut disampaikan oleh Ny. Sri Umiyati Suryanto mewakili panitia saat menyampaikan laporannya pada acara Peringatan Hari Ibu Ke-84 Tahun 2012 Tingkat Kabupaten Bantul yang berlanhsung di Bangsal Rumah Dinas Bupati Bantul, Rabu (26/12).

Acara dihadiri pula oleh Muspida, perwakilan dewan, perwakilan dinas dan instansi, camat dan Ketua TP PKK Kabupaten Bantul. Sedangkan upacara dipimpin oleh Bupati Bantul Hj. Sri Suryawidati. Sedangkan Hj. Murni menyampaikan Sejarah Singkat Hari Ibu, Hj. Aswandiyah membacakan Pembukaan UUD 1945 dan Ny. Ana Mulyadi membacakan Doa.

Menurut Ny. Sri Umiyati peringatan kali ini bertema "Peran Perempuan dan Laki-Laki Dalam Mewujudkan Pembangunan Berkelanjutan Menuju Kesejahteraan Bangsa". Sebelum puncak acara, tambah Sri Umiyati, dalam rangka peringatan Hari Ibu tahun ini dilaksanakan pula sarasehan tentang peran perempuan di dunia politik yang diikuti oleh perempuan Bantul serta seminar tentang traficking dan kenakalan remaja yang diikuti oleh siswa SMK, guru BP dan Kepala Sekolahnya yang telah ditunjuk di Wilayah Kabupaten Bantul.

Tidak jauh dari tema peringatan, Bupati Bantul dalam sambutannya mengajak perempuan di Bantul ini untuk dapat lebih meningkatkan perannya didalam keluarga, masyarakat dan di tingkat institusi baik pemerintah maupun suasta untuk dapat mewujudkan suatu kehidupan berkeluarga, bermasyarakat dan bernegara yang lebih harmonis, maju dan sejahtera.

Sementara dalam sejarah singkat Hari Ibu yang disampaikan oleh Hj. Murni menerangkan bahwa Gema Sumpah Pemuda di Tahun 1928 telah menggugah semangat para pimpinan perkumpulan perempuan Indonesia untuk mempersatukan diri dalam suatu wadah. Untuk selanjutnya Para pejuang perempuan tersebut pada tanggal 22-25 Desember 1928 diselenggarakan Konggres Perempuan Pertama di Yogyakarta yang salah satu keputusannya membentuk Perikatan Perkoempoelan Perempuan Indonesia (PPPI).

Pada tahun 1929 menjadi Perikatan Perkoempoelan Perempuan Istri Indonesia (PPII) yang pada tahun 1935 mengadakan Konggres Perempuan Indonesia II di Jakarta yang disamping berhasil membentuk Badan Konggres Perempuan Indonesia juga berhasil menetapkan fungsi utama Perempuan Indonesia sebagai Ibu Bangsa yang berkewajiban menumbuhkan dan mendidik generasi muda yang lebih menyadari dan lebih tebal rasa kebangsaannya.

Pada tahun 1938, Konggres Perempuan Indonesia III di Bandung menyatakan bahwa tanggal 22 Desember sebagai Hari Ibu yang selanjutnya ditetapkan oleh pemerintah dengan Kepres No. 316 tahun 1959 tentang hari-hari Nasional yang menetapkan bahwa Hari Ibu tanggal 22 Desember merupakan Hari Nasional dan bukan hari libur.

Peristiwa besar tersebut dijadikan tonggak sejarah bagi Kesatuan Pergerakan Perempuan Indonesia. Hari Ibu tidak hanya untuk menghargai jasa-jasa perempuan sebagai ibu, namun juga menghargai jasa-jasa perempuan secara menyeluruh, baik sebagai ibu, istri maupun sebagai warga negara, warga masyarakat dan sebagai abdi Tuhan Yang Maha Esa serta sebagai pejuang dalam merebut, menegakkan dan mengisi kemerdekaan dalam Pembangunan Nasional Indonesia. (Sit)

Berbagi:

Pos Terbaru :