Ketua DPRD DIY Yoeke Indra Agung Laksana dan Assek Administrasi Umum Bantul, panen lele

Pembangunan perekonomian yang berbasis kemandirian telah menggerakkan masyarakat Lungguh, Temuwuh, Dlingo mengelola perikanan lele sebagai sumber penghidupan. Di Kabupaten Bantul telah memperlihatkan kenaikan budidaya lele dengan kenaikan hasil dari 5.521.621 kg pada tahun 2010 menjadi 6.066.367 kg pada tahun 2011.

Keberhasilan masyarakat perikanan bukan sekedar upaya pemerintah daerah namun merupakan usaha dan kebulatan tekad masyarakat dalam membangun daerah maupun dirinya sendiri. Hal tersebut dikatakan Bupati Bantul Hj. Sri Surya Widati saat panen perdana di dusun Lungguh, Temuwuh, Dlingo. Rabu (6/2).

Strategi pemerintah daerah Bantul dalam membangun masyarakat lebih menitik beratkan pada perbaikan struktur perekonomian lapis bawah atau akar rumput.

Lebih lanjut dikatakan usaha perikanan budidaya merupakan salah satu aktivitas agribisnis yang mepunyai kaitan erat dengan usaha lain yakni : Forward linkage (keterkaitan ker depan) yang meliputi restoran, pemasaran hasil perikanan dan lain-lain. Backward linkage (keterkaitan ke belakang) seperti industry makanan ikan, pembenihan ikan da sebaginya.

Budidaya perikanan merupakan suatu bisnis yang mempunyai ruang lingkup sangat luas terutama bagi masyarakat di pedesaan. Dengan luas ruang lingkup bisnis ini seharusnya pembudidaya ikan mempunyai harapan yang tinggi terhadap dunia usaha yang digeluti guna meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup.

Pemkab Bantul memprioritaskan teknologi tepat guna bagi petani ikan disamping peningkatakan kualitas SDM, aspek yang diusahakan meliputi : pemilihan teknologi yang memadai, manajemen pengelolaan budidaya yang baik dan usaha perekayasaan sosial, disamping itu juga pelatihan, magang dan lainnya.

Program dana pengutan modal (DPM) ternyata berdampak ganda (multiplayer effect) disatu sisi modal pemerintah makin besar dabn perekonomian masyarakat makin kuat. (mw)

Berbagi:

Pos Terbaru :