Cerita tersebut untuk menggugah anak-anak agar tekun belajar dan membaca buku agar pandai dan tidak mudah dibodohi orang lain. Dalam cerita tersebut sososk pak pandi digambarkan sebagai orang yang bodoh dan tidak pernah sekolah sehingga mudah dibohongi dengan trik-trik kecil saja sudah kebingungan dan dia tidak tahu harus berbuat apa.
Nur Isnaini memberi dongeng anak tersebut dalam acara pemberian santunan kepada yatim piatu yang dikemas dalam perhatian dan doa bersama anak yatim. Acara tersebut semula diprakarsai Bupati Bantul Drs. H. Idham Samawi dengan biaya pribadi. Dalam perjalanannya ternyata penerima santunan yang sebagian besar yatim atau yatim piatu sangat antusias dan merasa telah mendapat cukup perhatian dari jajaran pejabat dan untuk tahun 2008 telah dianggarkan melalui APBD Bantul. Pemberian tersebut secara bergilir kepada semua 17 kecamatan untuk mendapat kesempatan membawa anak yatim maupun piatu untuk menerima santunan dan makan bersama
Hadir dalam acara tersebut Ka. Dinas Sosial Drs. Mahmudi, Camat Kretek, Kepala Desa se Kecamatan Kretek, Orang tua wali dan pendaping maupun pengasuh anak yatim dan piatu.
Sementara Asisten Tata Praja Bantul Sukardiono, SH dalam sambutannya mewakili Bupati mengatakan Pemkab telah bertekad untuk memperjuangkan kesejahteraan fakir miskin untuk bisa hidup lebih layak apalagi anak yatim piatu, maka untuk tahun 2008 ini telah diperjuangkan santunan bagi yatim piatu dan DPRD Bantul dengan sangat bijaksana dan memberi dukungan sehingga langsung meloloskan anggaran. Untuk itu Bupati pesan bagi anak yatim maupun piatu jangan sia-siakan kesempatan ini untuk tekun belajar dan bangkit dari kebodohan. Sekolah adalah sarana belajar dan buku adalah sumber ilmunya jelasnya, maka banyak-banyaklah membaca buku.
Dalam kesempatan tersebut juga dibagikan paket berupa satu tas beserta buku, bulpoin, pensil, penghapus, penggaris, das girb dan uang saku sebesar Rp. 50.000,- (mwr)