Drs. H. Yahya mewakili Ketua Dekranasda Bantul. Ny. Sumarno Prs. dalam sambutan pengantarnya mengatakan, dalam kunjungan tersebut disamping silaturahmi juga ingin menimba ilmu cara mengembangkan dan memasarkan hasil kerajinan daerah.
Disamping itu juga ingin membangun kerjasama dalam bidang penjualan, sehingga kerajinan Bantul yang belum ada di Jawa Barat bisa mengisi pusat-pusat penjualan di daerah tersebut.
Lebih lanjut dikatakan bahwa di Bantul juga memimpikan bisa membuat musium kerajinan daerah, yang nantinya bisa sebagai pusat pendidikan bagi generasi muda tentang perkembangan kerajinan dari waktu ke waktu.
Sementara Pengurus Dekranasda Jawa Barat yang diwakili Dra. Hj. Yanadiah Kusumawati dalam sambutan penerimaannya mengatakan merasa senang dan bangga bisa diajak kerjasamna dengan Dekaranasda Bantul.
Lebih lanjut dikatakan pengrajin di wilayahnya yang baru belajar atau masih kecil akan mendapat perhatian lebih. Pengurus akan mendatangi memberi binaan, peralatan yang dibutuhkan bahkan sampai pemasarannya. Dalam memberi pembinaan kalau dibutuhkan akan menghadirkan nara sumber dari daerah lain.
Dengan diberi pelatihan dan pembinaan pengrajin akan bertambah ketrampilannya, dari yang tidak bisa jadi trampil dan dari yang tidak tahu jadi paham.
Setiap ada even pameran disetiap daerah, Dekranasda akan berusaha untuk mengajak pengrajin terutama yang baru mulai dan berkembang untuk partisipasi. Sehingga dari situ akan bisa bertemu dan kerjasama dengan pedagang dari luar daerah.
Untuk pemasaran sebenarnya tidak sulit, secara psikologis masyarakat akan terbawa emosi dengan model yang sedang dibicarakan banyak orang. Dari sini pemerintah harus ikut mendukung, bisa dengan menggunakan produk pengrajin untuk dipakai di kantor atau setiap pegawai diharapkan memakai sehingga akan banyak dibicarakan orang.
Sementara Ka.Bid. Koperasi Disperindagkop Bantul, Trimurdianani, SE.MM. di sela-sela acara mengatakan sebelum studi banding, peserta lebih dulu diadakan diklat selama tiga hari, mulai tanggal 17 – 19 Mei 2015. Dari 40 peserta diklat ada lima orang yang berhalangan ikut ke Bandung karena alasan keluarga. (mw)