Dengan banyaknya hewan qurban yang kadang kurang terkontrol kesehatannya memaksa pemerintah turun tangan, hal ini untuk mengantisipasi logam berbahaya yang terkandung didalamnya.
Sebagaimana yang dikatakan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dipertahut) Bantul, Partogi Dame Pahpahan, di Bantul ada kawasan pembuangan sampah yang banyak dipelihara sapi, dikhawatirkan hewan tersebut makan sampah yang berbahaya.
“Sebenarnya kalau sapi makan sampah organik tidak masalah, tapi kalau yang anorganik itu yang perlu diwaspadai†jelasnya.
Di lokasi Tempat Pembuangan Akhir sampah (TPA) Piyungan ada 100 – 200 sapi yang dilepas liar dan mencari makan secara bebas. Padahal ditempat itu ada sampah yang tidak terkontrol atau mengandung Bahan Berbahaya dan Beracun (B3), walaupun limbah tersebut tidak diperbolehkan dibuang sembarangan.
“Kami tekankan kepada masyarakat jangan membeli hewan qurban dari tempat tersebut†jelasnya.
Sementara Kasi Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Dispertahut Bantul, drh. Witanto menambahkan untuk membedakan sapi yang sehat dengan yang tercemar sampah sangat sulit. Namun pemerintah selalu memantau agar sapi yang dari TPA tidak keluar dan diperjual belikan.
“Saya kira penjual juga akan hati-hati untuk memilih dagangannya, resikonya akan rugi sendiri†jelasnya. (mw)