Petugas pertanian semakin lama semakin berat karena tuntutan penyediaan bahan pokok yang cukup, sementara masyarakat yang menekuni atau mau mengolah sawah semakin lama semakin turun ditambah lahan pertanian menyusut beralih fungsi menjadi rumah atau bangunan lain. Untuk itu pemerintah harus mampu menggerakkan petani agar tidak kekurangan tenaga dengan membuat kelompok pengolah tanah, tanam, pembasmi hama, pemanen dan pemasaran, hal tersebut dikatakan perwakilan Dinas Pertanian DIY, Nugoro disela-sela Panen Padi di bulak dusun Jayan, Kebonagung, Imogir, Bantul, Kamis (3/12).
Sementara Penjabat Bupati Bantul, Drs. Sigit Sapto raharjo, dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan Bantul, Partogi DP, BE, SE, M.Si. mengatakan Presiden Joko Widodo telah mencanangkan Pencapaian Swasembada Pangan (khususnya padi, jagung, kedelai, gula dan daging sapi). Padi merupakan komoditas pokok dalam pemenuhan kebutuhan pangan, karena sebagian besar penduiduk Indonesia makanan pokoknya adalah beras
Tahun 1984, Indonesia telah mampu mencapai swasembada beras, namun setelah itu penyediaan beras yang bersumber dari produksi dalam negeri sehingga penyediaan beras impor menjadi alternative.
Acara yang juga dihadiri BPTP DIY, Dekan Fak. Pertanian UGM, Forkompinda Bantul, SKPD Pemda Bantul, Camat, Lurah dan Gapoktan se Bantul tersebut, Partogi juga menyatakan tahun 2015 Kab. Bantul ditargetkan untuk dapat memproduksi padi sebesar 203.174 ton gabah Kering Giling (GKG) dengan luas panen 31.050 hektar dan produktivitas 65,43 Kuintal/ha. Sampai pada saat ini untuk sub. round II (januari – Ahustus 2015) realisasi panen padi di Bantul seluas 24.175 Ha dan ramalan panen sub. round III (September – desember 2015) seluas 5.430 Ha, sehingga luas panen padi januari – Desember diperkirakan 29.606 Ha.
Melihat hal tersebur dari target luas belum tercapai belum hasil panen ini karena semakin lama lahan pertanian semakin habis dan berubah fungsi. Untuk mengejar capaian maka percepatan tanam harus segera dilakukan walapun iklim cenderung ekstrim. Hal yang perlu disipakan diantaranya penyediaan bibit unggul, pupuk, rehabilitasi jaringan irigasi, optimasi lahan, bantuan alat mesin pertanian, penerapanan pengelolaan tanam terpadu dan pendampingan (mw)