Ketua rombongan tamu dari Pemkot. Tegal Hj. Tuti Alawiyyah, SE MM saat menyampaikan maksud dan tujuan kunjungan mengatakan bahwa Kota Tegal merupakan kota kecil yang luasnya sekitar 27 Km2 dengan penduduk sekitar 275 ribu jiwa dengan ciri khas sebagai kota jasa dan transit antar kota, khususnya di Pulau Jawa.
"Karena sebagai kota jasa dan kota transit dengan penduduk yang cukup sedikit, maka PAD kami cukup memberikan sumbangan pembangunan dan memberikan kesejahteraan kepada masyarakat yang. Namun daerah kami tetap masih terdapat beberapa permasalahan dalam pengelolaan di beberapa bidang terutama di bidang penggalian dana, penataan PKL dan UMKM," terang Hj. Tuti.
Untuk itu, tambah Hj Tuti, dari hasil belajar dari Kabupaten Bantul tersebut, nantinya akan kami terapkan untuk meningkan kinerja yang sudah ada dengan harapan dapat meningkatkan potensi Kota Tegal.
Sementara ketua rombongan dari Kota Cirebon Lilik Eliyah, SH. MM yang juga Wakil Ketua II DPRD Kota Cirebon tersebut saat menyampaikan maksud kunjungannya menerangkan bahwa Kota Cirebon terdiri dari 5 kecamatan, 22 kalurahan dan 247 Rukun Warga (RW), namun saat pemekaran wilayah, RW nya tinggal 244 RW. Kota Cirebon berpenduduk 300 ribu, oleh karenanya hanya ada 35 orang anggota DPRD. Pemkot-nya mempunyai misi dan visi sebagai kota tujuan.
Kedatangan kami di Bantul ini, kata Lilik, dalam rangka menggali wawasan dibidang pengelolaan asset dan pembanguna daerah, optimalisasi pasar tradisional dan UMKM serta pengelolaan sampah dan Bank Sampah.
Sedangkan tamu dari Kabupaten Lampung Utara yang diketuai oleh Nurdin Hatin, SE bertamu di Bantul ingin belajar lebih banyak di berbagai bidang serta mengharapkan saran-saran dari Pemerintah Bantul untuk bekal membangun Kabupaten Lampung Utara dalam rangka meraih Adipura.
Pada kesempatan tersebut Asisten Ekonomi dan Pembangunan DR. Suyoto, HS, M. Si. MMA diantaranya menyampaikan, bahwa untuk dapat mengenal lebih jauh potensi Bantul para tamu disarankan untuk membuka Wesite Pemkab. Bantul yang secara lengkap memuat segala potensi daerah, serta menyuguhkan contoh produk kerajinan secara lengkap.
"Kami masih mempunyai problem besar yaitu masalah pengangguran dan kemiskinan. Untuk itu salah satunya kami membangun kawasan industri diantaranya Kecamatan Piyungan, Sedayu dan Pajangan sebagai tujuan investor menanam modalnya di Bantul. Hal itu sebagai salah satu solusi mengatasi problem pengangguran dan kemiskinan," kata Suyoto HS.
Pada sesi tanya jawab sebagai nara sumber terkait dengan materi yang diinginkan para tamu, hadir diantaranya Drs. Danang Erwanto, M Si. Kabag Tata Pemerintahan, perwakilan dari DPU, Bagian Hukum, Bapeda, BPPKAD dan Disperindagkop Kabupaten Bantul. (sit)