Dengan dilaksanakannya FKY tersebut, menurut Wakil Bupati Bantul, diharapkan juga sebagai upaya melestarikan kebudayaan Jawa yang adiluhung, sehingga budaya jawa jangan sampai punah akibat tergeser dari budaya asing yang belum tentu cocog dikembangkan di Indonesia. Ini, kata Wabup, hendaknya jadi perhatian kita semua, sehingga generasi muda kita akan terus maju perkembangannya. Dalam bahasa Jawa sering disebutkan, wong Jowo ojo nganti ilang jawane, tegas Wakil Bupati Bantul yang artinya jangan sampai orang jawa kehilangan budaya Jawa-nya, akibat terkikis oleh budaya asing.
Wabup juga menekankan pentingnya dikembangkan anovasinya, dalam melestarikan budaya Jawa. Namun demikian, hendaknya jangan sampai melebihi batas/nilai budaya dan norma-norma budaya jawa, atau jangan sampai kebablasen.
Sementara itu menurut Kabid Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bantul Dodik Kuswardono, FKY Kabupaten Bantul yang akan berlangsung tujuh hari tersebut diikuti 34 peserta dari 17 kecamatan se Kabupaten Bantul. Pembukaan yang ditandai pengibasan bendera start pawai kebudayaan oleh Wabup Bantul tersebut, dengan start di halaman Pemkab II Kompleks Manding Bantul, dan finihs di lapangan Trirenggo. Sementara itu untuk selanjutnya, penyelenggharaan FKY dibagi dalam 3 wilayah eks Tuti ( Pembantu Bupati ). Masing-masing untuk eks Tuti Bantul Timur ( Kecamatan Pleret, Piyungan, Banguntapan, Dlingo dan Kecamatan Imofiri ) pelaksanaan FKY dipusatkan di wilayah Kecamatan Dling0 tanggal 2-3 September 2016. Wilayah Tengah ( Bambanglipuro, Bantul, Jetis, Sewon, Kretek dan Kecamatan Pundong ) pusat pelaksanaan FKY di Kecamatan Jetis tanggal 3-4 September 2016.
Sedangkan wilayah barat (m Pandak, Sedayu, Pajangan, Srandakan, Sanden dan Kecamatan Kasihan, pusat pelaksanaan FKY di Kecamatan Sedayu pada tanggal 6-7 September 2016. (sus)